Selasa, 18 November 2014

Investor Santai Hadapi Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi telah resmi dinaikkan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla Rp 2.000 per liter pada Senin (17/11/2014) kemarin. Harga baru mulai berlaku pada hari ini, Selasa (18/11/2014).
Kenaikan tersebut direspon positif oleh pasar saham saat ini. Pasalnya, kepastian kenaikan harga BBM sangat ditunggu para investor untuk melakukan investasi di pasar modal.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan pasar tidak terlalu kaget dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut. Lantaran, kenaikan BBM tersebut sudah terbiasa dilakukan oleh para pemimpin sebelum Jokowi-JK.
"Jadi, kenapa harus kaget dan cemas dengan kenaikan BBM bersubsidi kali ini. Bisa dicek dari data-data yang ada, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak membuat jumlah pengguna kendaraan menurun. Lambat laun masyarakat akan menerima dan terbiasa dengan kenaikan ini seperti yang hingga kini terjadi," ujar dia kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Menurut dia, pasar saham memang akan terguncang usai kenaikan harga BBM subsidi tersebut. Namun, guncangan tersebut hanya sebentar dan tidak terlalu signifikan pengaruhi IHSG. Reza menegaskan, IHSG yang masih didominasi kepemilikannya oleh asing di mana mayoritas setuju harga BBM dinaikkan.
"Tetapi, bisa juga di awal-awal IHSG digoyang sehingga terlihat seolah-olah market merespon negatif kebijakan tersebut. Padahal asing sedang tampung barang dan menunggu untuk di kemudian waktu dilakukan profit taking. So, jangan panik dan berlebihan menanggapi kebijakan tersebut," kata dia.
Dia memperkirakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan menyumbang inflasi sebesar 2,65 persen. Dampaknya akan terlihat pada inflasi November dan Desember.
Tapi, itupun hanya sementara dengan asumsi, pemerintah dapat menjaga pasokan barang dan bahan makanan. Serta dapat terlihat indikasi pengalihan dana tersebut ke beberapa sektor antara lain infrastruktur, kesehatan, konstruksi dan sektor-sektor produktif lainnya.
Pilihan saham yang mungkin bisa diperhatikan dengan adanya imbas ini antara lain AKRA, PGAS, WIKA dkk, ADHI, TLKM, KLBF.
Seperti diketahui, harga BBM subsidi resmi dinaikkan sebesar Rp 2.000 per liter. Untuk itu, harga BBM jenis premium menjadi Rp 8.500 per liter dan harga BBM jenis solar menjadi Rp 7.500 per liter.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar