Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memecahkan rekor. kali ini rekor yang dipecahkannya adalah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi kemarin malam. Harga premium subsidi menjadi Rp 8.500 sementara solar menjadi Rp 7.500 dalam masa pemerintahannya yang baru berusia 28 hari saja.
Jokowi dilantik 20 Oktober 2014 lalu. Kabinetnya pun baru diumumkan tanggal 26 Oktober 2014 lalu.
Kebijakan menaikkan harga BBM ini bukan suatu kebijakan populis. Efek kenaikan BBM langsung dirasakan rakyat.
Dipastikan harga-harga kebutuhan masyarakat akan ikut melambung tinggi.Tak ada presiden yang langsung berani menaikkan harga BBM begitu terpilih. Apalagi setelah era pemilihan Presiden secara langsung dimana sebelumnya para capres lebih dulu mengumbar janji.
Presiden SBY tercatat empat kali menaikkan harga BBM. Beberapa di antaranya diumumkan oleh Wapres Jusuf Kalla. Dari Rp 2.400 naik bertahap hingga Rp 6.500.
Jokowi langsung mengumumkan kenaikan harga BBM. Dia mengaku siap dikritik habis-habisan terkait kebijakan ini. Dia juga siap tidak populis.
"Pasti akan bermunculan pendapat setuju dan tidak setuju," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (17/11).
Jokowi mengaku akan menerima masukan terkait kenaikan harga BBM ini. Dia menduga kenaikan harga BBM ini akan menuai pro dan kontra. Namun yang penting, pengalihan subsidi ini bisa menambah anggaran belanja negara.
"Ada yang bilang nanti tidak populer, saya jadi pemimpin bukan untuk populer kok. Itu tanggung jawab pemimpin, kebijakan pasti ada risikonya," kata Jokowi awal bulan lalu.
Jokowi mengatakan, selama lima tahun ini, jumlah subsidi yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp714 triliun. Sementara untuk infrastruktur hanya Rp 577 triliun dan Kesehatan Rp 202 triliun.
"Apa yang ada di dalam bayangan bapak-ibu semuanya. Kita ini boros, kita ini konsumtif. Yang justru kita bakar Rp 714 triliun tiap hari. Coba kalau ini dibuat bendungan jadi berapa. Kalau Rp 400 M satu bendungan, bisa menjadi 1.400 waduk," katanya.
"Saya ingin memberikan kesadaran pada kita semuanya. Ada yang tidak betul harus dibetulkan. Oleh sebab itu, subsidi BBM kita alihkan dari konsumtif ke tempat yang produktif. Itu tadi, ke irigasi, bendungan, subsidi pupuk untuk petani, subsidi benih untuk petani, mesin untuk nelayan," kata Jokowi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar