Presiden Joko Widodo mengatakan investasi langsung pasti berdampak positif bagi sebuah negara.
Indonesia tidak perlu takut membuka diri terhadap investasi asing, khususnya dalam pembangunan infrastruktur.
Jokowi mencontohkan kebijakan reformasi ekonomi pemerintah China pada akhir 1970-an.
China yang berideologi komunis membuka ekonomi nasionalnya terhadap investasi asing.
“Saya
bertanya, saya bertemu wakil Partai Komunis China. Pada saat mereka
membuka negaranya besar-besaran untuk investasi asing apakah tidak
takut?” kata Presiden di hadapan peserta Program Pendidikan Lenhamnas di
Istana Negara, Selasa (18/11/2014).
Perwakilan PKC, lanjutnya,
mengatakan sama sekali tidak takut memberikan keleluasaan bagi investor
asing karena hasil investasi langsung mereka akan bertahan selamanya di
China.
Pemerintah China tidak mempermasalahkan asal modal yang
digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan untuk
membangun konektivitas perekonomian di wilayahnya.
“Karena
barangnya ada di negara mereka. Misalnya investasi asing itu bangun
pelabuhan, tidak mungkin pelabuhan itu dibawa lagi lari ke negara
investor itu. Itu yang namanya FDI, apapun itu, positif bagi sebuah
negara,” kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan pola pikir serupa
harus dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan infrastruktur
harus diutamakan karena merupakan faktor penggerak ekonomi rakyat yang
paling efektif.
“Percuma kamu perintah-perintah untuk tanam
komoditas tapi ke kotanya sulit, harganya jadi malah tidak kompetitif.
Enggak ada artinya,” kata Jokowi. [bisnis]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar