Selasa, 18 November 2014

Jokowi Belajar dari Sejarah China Soal Dibukanya Investasi Asing

Presiden Joko Widodo mengatakan investasi langsung pasti berdampak positif bagi sebuah negara.
Indonesia tidak perlu takut membuka diri terhadap investasi asing, khususnya dalam pembangunan infrastruktur.
Jokowi mencontohkan kebijakan reformasi ekonomi pemerintah China pada akhir 1970-an.
China yang berideologi komunis membuka ekonomi nasionalnya terhadap investasi asing.
“Saya bertanya, saya bertemu wakil Partai Komunis China. Pada saat mereka membuka negaranya besar-besaran untuk investasi asing apakah tidak takut?” kata Presiden di hadapan peserta Program Pendidikan Lenhamnas di Istana Negara, Selasa (18/11/2014).
Perwakilan PKC, lanjutnya, mengatakan sama sekali tidak takut memberikan keleluasaan bagi investor asing karena hasil investasi langsung mereka akan bertahan selamanya di China.
Pemerintah China tidak mempermasalahkan asal modal yang digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan untuk membangun konektivitas perekonomian di wilayahnya.
“Karena barangnya ada di negara mereka. Misalnya investasi asing itu bangun pelabuhan, tidak mungkin pelabuhan itu dibawa lagi lari ke negara investor itu. Itu yang namanya FDI, apapun itu, positif bagi sebuah negara,” kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan pola pikir serupa harus dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan infrastruktur harus diutamakan karena merupakan faktor penggerak ekonomi rakyat yang paling efektif.
“Percuma kamu perintah-perintah untuk tanam komoditas tapi ke kotanya sulit, harganya jadi malah tidak kompetitif. Enggak ada artinya,” kata Jokowi.  [bisnis]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar