Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyiapkan surat pengunduran diri ke
DPP Gerindra. Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak diajak
bicara dengan Ahok terkait hal itu.
"Nggak, itu urusan pribadi. Kita bisa memisahkan kapan kita jadi wagub, gubernur," ujar Jokowi.
Jokowi juga tak mau berkomentar tentang keputusan Ahok. "Tanya Pak Ahok, jangan saya," imbuhnya.
Jokowi
menilai, permasalahan politik Ahok tidak akan mengganggu kinerja di
pemerintahan. Asalkan prioritas kerja tetap untuk masyarakat.
"Ganggu apanya, yang penting orientasinya ke masyarakat dan warga," jawab Jokowi.
Sebelumnya
Ahok juga menyampaikan keyakinannya, dia akan membuktikan dirinya akan
tetap didukung rakyat meski lepas dari Gerindra.
"Saya akan
buktikan bahwa tanpa partai pun sebagai kepala daerah saya akan didukung
rakyat. Selama didukung oleh rakyat," ujar Ahok di Balai Kota.
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo
Kumolo, mengatakan, partainya siap menerima Ahok
setelah keluar dari Partai Gerakan Indonesia Raya. Sejak awal pemilihan
gubernur Jakarta, kata Tjahjo, Ahok sudah dekat dengan PDI Perjuangan
dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Bagi Bu Mega dan Pak
Jokowi, Pak Ahok sudah seperti keluarga besar," kata Tjahjo ketika
ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (10/9/2014). Tjahjo
mengatakan, Ahok sering berkunjung ke kediaman Megawati dan presiden
terpilih Jokowi sejak terpilih menjadi wakil gubernur. Dia
mengatakan Megawati tentu juga akan menerima Ahok bila ingin bergabung
ke partai berlambang banteng ini.
Ihwal karier politik, Tjahjo mengatakan, tetap mendukung Ahok sebagai
gubernur DKI Jakarta. Dia mengatakan, belum tahu rencana Jokowi
mengangkat Ahok sebagai menteri atau tidak. Sedangkan posisi wakil
gubernur setelah Ahok menjadi kader PDI Perjuangan, Tjahjo menuturkan
akan dibicarakan bersama Gerindra.
Ahok tengah mempersiapkan surat pengunduran diri dari
Partai Gerindra hari ini. Surat pengunduran diri itu akan langsung
dikirim ke DPP Partai Gerindra. Di Gerindra, Ahok menduduki jabatan
sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Politik.
Alasan Ahok keluar karena Gerindra sepakat mengatur pemilihan kepala
daerah oleh DPRD. Menurut Ahok, pemilihan kepala daerah melalui anggota
dewan merusak reformasi dan demokrasi di Indonesia. "Saya tadi sempat
berpikir, kalau memang kebijakan ini terealisasi, saya mau keluar dari
partai. Ngapain main di partai politik, keluar saja," kata Ahok. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar