Menyadari dalam masa kepemimpinannya selama hampir dua tahun
realisasi penyerapan anggaran selalu rendah, Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo akan melakukan perombakan susunan organisasi Pemprov DKI Jakarta.
Jokowi memperkirakan, rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) DKI selama dua tahun berturut-turut akibat susunan
organisasi birokrasi Pemprov DKI yang belum tepat.
Hal ini diperkirakan
memperlambat jalannya penyerapan anggaran keuangan daerah setiap
tahunnya.
“Dari dulu rendah. Memang rendah, kan? Oleh sebab itu, kami lihat
lagi, apakah sisi organisasinya yang belum benar, sehingga memperlambat
penyerapan. Dalam rapim, permasalahan itu kami bahas,” kata Jokowi di
Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (16/9).
Dalam mengatasi penyerapan anggaran yang rendah, Jokowi sudah punya
solusinya, yaitu, merombak susunan organisasi birokrasi Pemprov DKI
dengan komposisi yang dapat mempercepat penyerapan anggaran.
“Ini mau rombak susunan organisasi. Pendelegasiannya nanti lebih
banyak diberikan ke bawah. Seperti kecamatan dan kelurahan,” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai komposisi perubahan susunan organisasi
birokrasi Pemprov DKI, Presiden Terpilih ini enggan menerangkan lebih
lanjut. Dia hanya membeberkan pihaknya akan membuat sistem baru yang
memerlukan penyesuaian.
“Nanti, kalau sudah jadi [kami beritahu]. Karena kami mau bikin sistem baru. Nah, sistem baru ini perlu penyesuaian,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, memasuki semester II (Juli-Desember) tahun
anggaran 2014, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
DKI 2014 baru mencapai 30 persen. Artinya, hingga pekan kedua September
2014, anggaran yang baru terserap mencapai Rp 21,87 triliun dari total
APBD DKI 2014 sebesar Rp 72,9 triliun. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar