Tim Transisi boleh jadi kecewa karena perampingan kabinet yang
diajukan ke Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) seperti tidak
digubris. Jokowi malah terkesan melakukan politik transaksional dengan
menarik banyak orang parpol dalam pemerintahannya.
“Sebelumnya, memang Tim Transisi pernah mengajukan postur perampingan
kabinet kepada Jokowi tapi tidak digubris. Ini yang membuatnya kecewa,”
papar Koodinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra),
Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Senin (29/9/2014).
Menurut dia, sebetulnya yang tak puas bukan hanya Tim Transisi. Tim
Relawan juga pernah kecewa dengan Jokowi. “Mungkin saja Jokowi menyadari
realitas politik yang harus membangun pemerintahan yang kuat sehingga
merekrut orang partai di luar koalisinya,” tutur Khadafy.
Apalagi, sehari sebelumnya (Minggu, 28/9/2014), Jokowi telah membubarkan
Tim Transisi. Alasannya Jokowi tak ingin terganggu dalam menyusun
kabinet.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf juga melihat
upaya kubu Jokowi dalam menarik menteri dari partai KMP. “Itu sudah
santer khususnya dari PAN dan PPP,” papar Maswadi.
Menurut dia, sebetulnya bagi pemerintahan Jokowi sudah cukup kuat
kalau bisa menarik dari kedua partai tersebut. Karena dengan sendiri
bisa melemahkan KMP, apabila dua partai itu bergabung di pemerintahan
Jokowi.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing.
menyatakan kemenangan KMP dalam menggolkan RUU Pilkada meningkatkan daya
tawar terhadap kubu Jokowi-JK. Kondisi itu membuat kubu Jokowi-JK mau
tidak mau harus berkompromi dengan KMP agar pemerintahannya tidak
digerogoti. [Pos Kota]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar