Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal adanya
penolakan dari organisasi masyarakat yang menentang Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) menjadi pengganti Jokowi. Menurut Jokowi, hanya perlu
dilakukan pendekatan agar mereka dapat menerima Ahok.
"Iya nanti.
Itu hanya perlu pembicaraan dan pendekatan saja," ungkapnya saat
mengunjungi Rumah Transisi, Jalan Situbondo nomor 10, Menteng, Jakarta
Pusat, Senin (4/8/2014).
Sebelumnya, Tokoh Budayawan Franz Magniz
menilai tindakan yang dilakukan para ormas tersebut terlalu berlebihan.
Sebaiknya masyarakat membiarkan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta dan
menunjukkan kerja nyatanya. Sehingga dari sana baru masyarakat dapat
menilai mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Saya mengimbau supaya
Pak Ahok diterima dan diberikan kesempatan untuk menunjukkan kerjanya
sebagai gubernur, bagaimana dia memperbaiki Jakarta ke depannya. Dengan
demikian Ahok bisa memberikan contoh untuk semua masyarakat Jakarta,"
jelasnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (4/8/2014).
Menurutnya,
selain memberikan kesempatan ke Ahok, masyarakat juga harus mengikuti
peraturan yang berlaku. Sebab bagaimanapun juga, Ahok menjadi Gubernur
DKI Jakarta bukan atas keinginannya.
Kita hendaknya mengikuti
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Mengingat dasar hukum itu Pak
Ahok akan menggantikan Jokowi dan harus diterima dan jangan macam-macam
alasan diajukan," tegas Franz Magnis.
Ada 12 ormas yang
rencananya akan melakukan aksi dalam rangka penolakan Ahok sebagai
Gubernur DKI Jakarta. Antara lain, FBR, FORKABI, GEMA KEADILAN, FUI,
FPI, FRONT HIZBULLAH, HMI, KAMMI, Forum Pemuda Betawi, GPI, Gerakan
pemuda Kabah dan Macan Kemayoran. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar