Rabu, 25 Juni 2014

Coba Pecah Belah PDIP Lewat Geng Tancho

Ternyata pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagau calon presiden (capres) oleh PDIP  tidak seindah dibayangkan orang. Ada  kelompok pendukung Puan Maharani, yang dikenal dengan sebutan “Geng Tancho” yang sebenarnya tidak setuju dengan pencalonan Jokowi.
Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, di Jakarta, Rabu sore (25/6/2014) mengatakan, ketidaksukaan geng Puan pada Jokowi memang dikabarkan sudah lama,  ketika pencapresan Jokowi, tak memberi efek pada perolehan suara PDI-P di Pemilu Legislatif (Pileg) lalu, membuat partai tersebut gagal bisa mengusung capres dan cawapres sendiri.
“Isu kubu  Puan tidak all out itu (total), berasal dari kekecewaannya saat Pileg kemarin, dimana  efek Jokowi tak berdampak pada raupan suara PDIP,” kata Igor.
Ketika itu, kata dia,  PDIP menargetkan bisa meraup 27-30 persen, dengan adanya Jokowi Effect tersebut. Tapi, target ternyata meleset. Jokowi pun seakan disudutkan, dianggap efeknya tak membawa dampak elektoral. Padahal bila target tercapai, ada proyeksi cawapres Jokowi berasal dari internal PDIP, yakni yang akan mendanpingi Jokowi.
Puan kala itu, santer disebut, cawapres internal yang bakal disorong untuk mendampingi Jokowi. “Jika target itu tercapai, Puan sangat berpeluang menempatkan dirinya sebagai cawapres mendampingi Jokowi dalam Pilpres,” kata Igor.
Kader banteng seperti Eriko Sutarduga, Effendi Simbolon dan Bambang Wuryanto, disebut-sebut sebagai lingkaran dekat Puan. Mereka, kerap dikenal dengan sebutan Gank Tancho, karena penampilannya yang selalu klimis rapi. Kabarnya, mereka yang ngotot, memperjuangkan Puan agar bisa jadi cawapres bagi Jokowi yang telah diberi mandat oleh Megawati untuk maju jadi capres.
” Bisa dikatakan, hasil 19 persen  di Pileg 2014 menguburkan impian PDIP  mengusung calon capres-cawapresnya sendiri yang salah satu adalah agar trah Soekarno tetap eksis, tak lain Puan,” kata Igor.
Kini isu setengah hatinya kubu Puan mendukung Jokowi kembali menguat ke permukaan, ditengah PDIP dan partai koalisinya sedang berjuang memenangkan Pilpres.
Padahal, Puan sekarang sedang memegang posisi strategis dalam tim pemenangan Jokowi-JK. Ia mengendalikan Badan Pemenangan. Bahkan,  dana partai dibawah kendali Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) yang dipegang Puan tidak  mengalir maksimal.
Menurut Igor, bila kemudian isu bahwa dana partai tak mengucur optimal karena ketidaksukaan salah satu faksi terhadap calon yang sedang diperjuangkan tentu itu akan merusak proses pemenangan dalam Pilpres.  [Pos Kota]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar