Selasa, 14 Januari 2014

Kata H Pardi, Jokowi Tak Becus Urus Jakarta dan Blusukannya Tak Berarti Sama Sekali

Anggota DPD RI Pardi, meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak mencalonkan diri dulu sebagai Presiden dalam Pemilu 2014 mendatang. Hal itu disarankan Pardi saat mengunjungi pengungsi banjir di Kantor Sudin kesehatan Jakarta Timur, yang dipimpin langsung Ketua DPD RI Irman Gusman, Selasa (14/1/2014). Dikatakan, saran itu disampaikannya mengingat warga Jakarta yang memilih Jokowi dalam Pilgub DKI lalu masih membutuhkan sosok mantan Walikota Solo itu. Terutama dalam menuntaskan banjir yang selalu merendam Ibukota setiap musim hujan.
"Saya berharap Jokowi enggak usah nyapres lah. Dia dipilih oleh warga Jakarta untuk jadi Gubernur Jakarta selama lima tahun. Ini Jakarta masih butuh Jokowi. Penanganan banjir ini belum tuntas, apalagi macet," kata Pardi.
Menurutnya, dalam menghadapi persoalan banjir Jakarta, Jokowi seharusnya melakukan langkah cepat dengan duduk bersama dengan DPRD DKI Jakarta untuk membahas kebutuhan anggaran bagi penanganan korban banjir.
Apalagi ketika banjir, para korban membutuhkan pakaian, makanan, selimut, air bersih, obat-obatan, yang semuanya bisa dipenuhi dengan uang dari APBD DKI Jakarta. Sementara anggaran tersebut belum diketuk palu DPRD.
"Jangan terlalu mengharapkan sumbangan dari donatur. Bahwa DKI Jakarta ini kaya, uangnya Rp 52 triliun. Ini saja enggak becus, gimana lagi mau nyalonin jadi presiden?," sebutnya.
Karena itu, Pardi, sebagai anggota DPD RI dari DKI Jakarta berharap Jokowi, secara serius menangani masalah banjir dan menghentikan pencitraan. Apalagi banjir kali ini sudah menelan korban meninggal meski tidak sebanyak tahun lalu yang mencapai 53 orang.
"Jadi, hentikan pencitraan. Rakyat memerlukan kerja nyata sekarang. Dan saya juga berharap kepada warga DKI Jakarta bekerjasama dengan Jokowi untuk mengatasi banjir. Lahan-lahan yang bukan miliknya, bukan haknya, kalau hak pemda, ya biarkan digarap Pemda, seperti untuk pelebaran kali," pintanya.

Blusukan Tak Berguna Samasekali
"Untuk mengatasi persoalan Jakarta ini harus serius, bukan mencla-mencle, bukan pencitraan. Jadi selama ini kalau kita boleh nilai, blusukannya (Jokowi) tidak ada manfaatnya," kata Pardi.
Dikatakan, penilaian itu bukan tanpa alasan. Setelah tahun lalu banjir Jakarta menelan 53 orang korban jiwa, tahun ini juga masih ada warga yang meniggal. Selain itu, menurut Pardi, penanganan korban banjir juga belum jelas lantaran Pemprov DKI masih mengharap belas kasihan donatur.
Padahal, lanjut Pardi, Pemda DKI punya anggaran tak sedikit, yakni Rp 52 triliun. Angka itu meningkat signifikan di 2014 menjadi Rp 67 triliun. Dengan masalah banjir yang dihadapi Jakarta, dia menilai seharusnya Pemda DKI sudah bisa memprediksi apa yang harus dilakukan sebelum, saat terjadi, dan pascabanjir.
"Jokowi harus punya frame itu. Jadi tidak menelantarkan rakyat," tegas Pardi yang baru pertama kali blusukan di daerah ini.
Menanggapi pernyataan Jokowi bahwa Pemprov DKI sudah berupaya mengatasi banjir antara lan dengan pengerukan dan pelebaran kali, Pardi mengaku tidak memungkiri upaya itu. Bahkan, dia menghargai apa yang sudah dilakukan Jokowi dalam membenahi Jakarta. Memang, sebut Pardi, menata Jakarta tidak bisa hanya setahun dua tahun.
"Dan yang lebih penting lagi, jangan nyalahin yang terdahulu. Sekarang, ya sekarang, berbuat. Ali Sadikin berbuat, namanya terkenal sampai sekarang. Ada buah karyanya. Kalau sekarang kita nyatakan, Jokowi hanya bisa melempar persoalan ini ke orang lain, artinya apa? Kan dia enggak mampu mengatasinya," tandasnya.

Sumber :
jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar