Politikus senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno belum lama ini menjelaskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bukan Nabi Musa atau Superman yang bisa mengatasi banjir besar yang melanda Ibukota dalam sekejap. Pernyataan Hendrawan tersebut perlu diluruskan.
"Sebab, semua tahu Jokowi adalah Gubernur yang baru terpilih dengan mengemban jabatan selama 5 tahun. Ia dipercayai warga melaksanakan tugas dan tanggung jawab terciptanya Pemprov DKI Jakarta yang bersih dan baik. Melaksanakan program kesejahteraan rakyat dan membenahi Jakarta," ujar pengamat politik Martimus Amin yang terdaftar sebagai Caleg Gerindra DPRD DKI, Kamis (30/1/2014).
Martimus menjelaskan, problem banjir besar tahunan yang acap kali melanda Jakarta sudah disadari Jokowi sejak awal. Bahkan semasa masih menjabat Walikota Solo, dia sudah sesumbar bahwa mengatasi masalah banjir dan macet tidak sulit.
"Sehingga mayoritas warga Jakarta mendukung karena ia dinilai membawa agenda perubahan. Menjadikan Jakarta sebagai kota modern dan beradab. Jabatan gubernur yang diembannya jelas merupakan amanah," ungkap peneliti senior The Indonesian Reform Institute ini.
Karena itu, sambung Martimus, Jokowi harus mempunyai perencanaan dan pelaksanaan eksekusi proyek program jangka pendek dan panjang dalam upaya meminimalisir soal banjir. Antara lain pembuatan gorong-gorong, penataan waduk, tanggul, relokasi, reboisasi. rehabililtasi sungai dan situ. Termasuk melakukan koordinasi dengan Pemda terkait .
Kesimpulannya, tegas Martimus, banjir besar yang melanda Jakarta sekaligus peringatan terakhir bagi Jokowi dan para pendukung yang ngotot mendesak dirinya maju pada Pemiluhan Presiden 2014 mendatang.
"Mereka harus sadar dan tahu diri bahwa Jokowi memiliki tugas dan tanggung jawab berat sebagai gubernur. Bukan keblinger menilai sosok Jokowi yang hanya sering blusukan memakai dana APBD dinilai bak nabi atau superman. Ujung-ujungnya memaksakan opini Jokowi nyapres. Hal itu selain akan merusak tatanan demokrasi, juga membuat kredibiltas Jokowi ambrol karena dinilai kemaruk," tegasnya.
Makanya, Martimus mengingatkan, setop eksploitasi Jokowi. Biarkan dia mengemban amanah yang diberikan warga Jakarta. "Membenahi Jakarta adalah batu uji lompatan kepemimpinannya kedepan. Kami (juga) adalah pendukung Jokowi, tetapi bukan bagian dari ekploiternya," demikian Martimus.
Sumber :
rmol.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar