Jumat, 06 Desember 2013

Calon Presiden DIlarang Melucu

Masalah calon presiden, masyarakat Indonesia ternyata sudah memiliki kriteria yang dianggapnya layak. Masyarakat tidak mencari yang ideal, seperti masalah detil soal kapasitas, kapabilitas (kemampuan) dan, integritas (amanah). Bagi masyarakat, ada tiga kriteria yang khas.
Ketiga kriteria itu, menurut pengamat politik Sukardi Rinakit, pertama, calon presiden jangan terlalu senang membuat lelucon. Contohnya, Jusuf Kalla saat jadi capres pada 2009 silam sering membuat lelucon saat tampil di televisi.
“Orang Indonesia, khususnya di Jawa itu tidak suka melihat presiden yang sering bercanda-canda. Mereka mengasumsikan itu seperti seorang Srimulat, melucu menjadikan seseorang tidak berwibawa,” ujar Sukardi Rinakit katanya, Jumat (6/12/2013).
Kriteria kedua, seorang calon presiden tak boleh terlalu lepas bebas. Ia mencontohkan Dahlan Iskan yang kini mengikuti Konvensi Capres Demokrat. Menurut dia, masyarakat Indonesia secara kultur kurang menyukai gaya lepas yang ditunjukkan Dahlan Iskan. “Dia  bisa populer, tapi menurut saya, dia tidak bisa mendongkrak apa pun,” katanya.
Kriteria ketiga, seorang capres jangan pula terlalu ekspresif karena bisa dianggap main-main. Ia mencontohkan apa yang dilakukan Amin Rais beberapa waktu lalu.
Untuk peta politik dalam Pilpres 2014 mendatang, Sukardi mengatakan nyaris tidak ada pilihan yang menarik. Ia memperkirakan tak ada parpol yang meraih suara mencolok. Partai Demokrat yang pada pemilu sebelumnya terbilang moncer, kali ini bakal meredup dengan perolehan suara tak lebih dari 10 persen.
Sejak dulu, kata Sukardi, parpol tidak begitu populer di mata masyarakat. Sejarah politik Indonesia adalah sejarah tokoh dan bukan sejarah partai. Kalau tokohnya populer, suara partai terangkat. Kalau tokohnya tidak populer, apalagi partainya.
Sukardi mencontohkan PDIP pada tahun 1999 menang Pemilu karena Megawati saat itu populer sekali. Tahun 2009, SBY yang populer sehingga Partai Demokrat memang. “Nah, sekarang ini PDIP punya Jokowi pasti terdongkrak. Begitu juga Prabowo suka atau tidak suka, dia populer sekarang. Itu bisa mendongkrak Gerindra di 2014 nanti,” kata Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicated.

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar