"Kalau Jokowi tidak ikut dalam Pilpres
2014 mendatang, ini akan menambah daftar kesalahan keputusan yang
diambil oleh PDI-P. Kesalahan terakhir yang tercatat adalah soal
Pemilukada di Bali di mana PDI-P mengalami kekalahan," kata Ikrar
dalam diskusi di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (2/9/2013).
Namun Ikrar yakin PDIP tak akan mengulangi
kesalahan pada Pilpres 2014. Menurutnya, kemungkinan partai pimpinan
Megawati Soekarnoputri itu mengusung Jokowi memang terbuka lebar. "Itu
dapat kita lihat dari pernyataan Puan Maharani yang sering bilang tidak
tertutup kemungkinan Jokowi maju dan berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK)
dalam Pilpres 2014," tegasnya.
Kalau Jokowi maju bersama JK, menurut
Ikrar, konvensi calon presiden yang digelar oleh Partai Demokrat bakal
mubazir. "Kalau Jokowi nyapres, sekitar 61 persen suara Partai Demokrat
akan mendukung Jokowi. Mudah-mudahan PDI-P tidak salah lagi dalam
mengambil keputusan strategis di Pemilu 2014," katanya.
Sementara jika Megawati tetap menjadi
capres PDI-P pada Pilpres mendatang, Ikrar yakin keputusan itu akan
memicu resistensi. Sebab, akan sangat sulit bagi Megawati memenangi
Pilpres.
"Kan sudah dua kali ikut Pilpres dan kalah. Kalau dimajukan lagi, resistensinya sangat tinggi," kata Ikrar.
Dikatakannya, penyumbang suara terbesar
pasangan Mega-Pro dalam Pilpres 2009 berasal dari anak muda pendukung
Prabowo. "Karena itu, yang tebaik adalah Megawati mendukung Jokowi
berpasangan Prabowo Subianto," sarannya.Sumber :
jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar