Rabu, 28 Agustus 2013

Partai Islam Yang Dukung Koalisi Takut Sama Jokowi

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyambut baik wacana koalisi partai-partai Islam yang disuarakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketua Fraksi PPP di DPR Hasrul Azwar tak menampik, kalau wacana koalisi juga dijadikan momentum menandingi kepopuleran Joko Widodo (Jokowi), yang selalu unggul di lembaga survei sebagai capres alternatif pilihan.
"Insya Allah (dapat menyaingi Jokowi). Memang perlu juga ada figur dari kekuatan parpol Islam yang maju," kata Hazrul Azwar saat dihubungi wartawan, Rabu (28/8/2013).
Menurutnya, wacana koalisi partai Islam sudah lama terbentuk. Tapi hanya sebatas wacana belum sampai tahap lobi antar parpol. Kalau memang itu terwujud, dia yakin Islam akan menjadi kekuatan besar di politik.
Untuk ke depan, PPP lebih memilih menunggu perolehan suara masing-masing parpol Islam di pemilu legislatif. Sebab dari situ, kekuatan politik parpol, termasuk partai Islam, dapat terbaca jelas. Setelah itu, PPP baru bersemangat membahas koalisi, termasuk menyaingi Jokowi.
"Saya belum bisa mengalkulasi. Itu artinya partai Islam dan nasional berhadapan. Perlu ada kekuatan Islam. Dan kalau itu terjadi, akan luar biasa sekali. Tapi itu tergantung tokoh-tokoh yang diusung dan tergantung figur," ujarnya.
Untuk figur yang dinilai mampu menyaingi Jokowi, PPP memberi sejumlah pilihan. Ada Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat dan Rektor Paramadina Anies Baswedan.
"Bisa berasal dari partai, non parpol, tokoh intelektual," sebut Hazrul.


Dilain pihak PKS mempunyai pendapat yang berbeda adalah Sekretaris Jenderal M Taufiq Ridho yang mengatakan, dukungan pembentukan koalisi partai Islam merupakan bentuk kekhawatiran parpol menyikapi hasil survei elektabilitas Jokowi.
"Ini kan mulai. Ini melihat sikap reaktif hasil survei," kata Taufiq Ridho, Rabu (28/8/2013).
Menurut dia, hasil survei merefleksikan kondisi pemilih saat ini. Artinya, saat ini Jokowi memang berada di atas angin. Namun, perlu diingat, pelaksanaan pemilu masih lama. Iklim politik dapat berubah sewaktu-waktu. "Masih banyak perubahan yang tak bisa diprediksi," ujarnya.
Meski Taufiq tak pasti menjelaskan posisi PKS di wacana koalisi parpol Islam, dia tak membantah kalau wacana tersebut juga pernah dibicarakan di meja pimpinan PKS.
"Di DPP, sampai sekarang bukan menjadi (fokus utama). Ini bergulirnya di mana? Kalau bergulir di dewan, ya kita serahkan ke fraksi," ujarnya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar