Sudah menjadi rahasia umum Pasar Tanah Abang dikuasai preman.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga memiliki kisah menggelitik terkait
dengan hal tersebut.
Dalam acara halalbihalal bersama ratusan mahasiswa serta dosen
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, di Kampus UIN,
Selasa (20/8/2013), Jokowi mengaku diberi pesan oleh banyak pihak soal
keberadaan preman di Pasar Tanah Abang.
"Pas saya mau menata, banyak yang wanti-wanti. Ada ini, ini, ini, ini. Wah, banyak sekali, batin saya. Dan, itu di-back up sama ini, ini, ini, ini. Saya hanya diam saja," ujar Jokowi.
Di tengah rencana awal penataan kawasan Pasar Tanah Abang, Jokowi belum diperbolehkan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk blusukan
ke kawasan perdagangan terbesar se-Asia Tenggara itu. Polisi
mengantisipasi gangguan keamanan di daerah itu, yang sewaktu-waktu dapat
menimpanya.
Jokowi menuturkan, rencananya mengunjungi Pasar Tanah Abang itu sempat ditunda atas alasan ketakutan akan gangguan keamanan itu.
"Saya bilang, 'Kalau begini terus, kapan saya ke sananya?'
Akhirnya hari itu saya paksakan. Masuk ke dalam. Bismillah, enggak ada
apa-apa, malah nyalamin. PKL nyalamin saya, preman nyalamin saya. Saya tahu preman karena tatonya," ujarnya sambil disambut tawa oleh peserta yang hadir.
Jokowi mengatakan, kunci dari penataan Pasar Tanah Abang adalah
keterbukaan. Di satu sisi, Jokowi terbuka menampung aspirasi pedagang
kaki lima dan tokoh masyarakat di sana agar penataan dapat berlangsung.
Di sisi lainnya, proses penataan para PKL itu pun dilaksanakan secara
terbuka.
"Semua tidak akan proteslah asalkan terbuka. Enggak ada
(pedagang) yang protes sama saya, 'Kenapa saya dapat kios di pinggir?'
Enggak masalah," ujarnya.
Saat ini proses relokasi PKL ke dalam Pasar Blok G Tanah Abang
masih berlangsung. Sebanyak 601 pedagang sudah dipastikan mendapat kios
di pasar itu. Sebagian di antaranya sudah mendapatkan nomor kios dalam
pengundian yang dilakukan sejak Senin (18/8/2013) hingga Rabu (21/8/2013).
Saat ini masih ada 367 kios yang tersisa untuk menampung pedagang
yang mendaftar pada gelombang kedua. Pendaftaran gelombang kedua ini
sempat ditutup sementara hari ini karena peminatnya melebihi kuota kios.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar