Sebagai gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) selalu menanamkan rasa syukur yang tinggi pada dirinya. Dengan cara itu pria yang sering disapa dengan Jokowi ini bisa menahan diri dari segala godaan.
Dia menceritakan perbedaan yang paling dirasakan saat menjadi gubernur DKI Jakarta dan wali kota Solo. Yakni soal besar kecil 'kue', istilah yang gunakan Jokowi untuk menyebut APBD.
Di Solo, kata Jokowi, dirinya diberikan uang pertanggungjawaban sebesar Rp 3,5 triliun untuk lima tahun menjabat. Sedangkan saat di DKI, Jokowi diberikan uang Rp 250 triliun. Tentu jumlah yang besar akan mendatangkan godaan yang lebih besar pula.
Lalu bagaimana cara Jokowi agar tak tergiur dari kue besar itu?
"Pertama masalah kue, besar dan kecil sama saja bagaimana kita memandang. Bagaimana sebuah transparansi dibangun, sampai rapat kita keluarkan ke youtube, semuanya dibuka," tegas Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menjawab salah satu pertanyaan mahasiswa Kampus Untar, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Jokowi menegaskan tak ingin bermain-main pada anggaran. Apalagi sampai melakukan penyelewengan.
"Saya akan berpikir 1.000 kali jika ingin main-main," jelasnya.
Maka itu, lanjut Jokowi, dia tak akan segan memecat anak buahnya yang suka menikmati 'kue' yang bukan miliknya. "Karena manajemen kontrol dah sampai ke masyarakat. Kalau ada camat, lurah, kepala dinas ada yang main-main, kelihatan di situ. Cek lapangan kalau bener, 5 huruf, yakni copot! Yang baik masih banyak," tegas Jokowi.
Perlu diingat, selama enam bulan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah beberapa kali merotasi bahkan memecat bawahannya, baik kepala dinas maupun wali kota.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar