PDI Perjuangan menggandeng Jokowi untuk menjadi juru kampanye pasangan
Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Pilgub Jawa Tengah. Popularitas
Jokowi yang tengah naik daun diyakini dapat mendongkrak suara jago PDIP
di kandangnya sendiri.
Seberapa besarkah efek popularitas Jokowi (Jokowi Effect) dalam Pilgub Jateng?
"PDIP
ini kan menjadikan Jokowi sebagai salah satu sarana pendulang suara
bagi cagub Ganjar Pranowo. Karena popularitas Ganjar yang masih rendah.
Namun berdasarkan survei kami, ternyata efek Jokowi itu hanya sekitar 1
persen," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median Rico Marbun dalam
keterangan persnya, Senin (8/4/2013).
Menurut Rico, kekalahan
pasangan cagub yang diusung dalam dua pilgub sebelumnya, yakni Jabar dan
Sumut, di mana Jokowi menjadi jurkamnya, berdampak kepada pilihan calon
pemilih di Jateng. Berdasarkan survei yang dilakukannya pada
pertengahan 26 Maret-3 April lalu, mayoritas publik Jawa Tengah memilih
cagub tidak berdasarkan poluparitas, melainkan faktor kedekatan dengan
warga, hasil kerja, kapabilitas, dan kejujuran.
"Kita bertanya
kepada responden, mereka bebas menjawab apa faktor-faktor yang
menyebabkan Anda memilih seorang kandidat dalam pilkada Jateng ini. Ini
untuk mengukur kekuatan figur dan mesin politik, juga ciri-ciri image
psikologis seperti apa seseorang itu memilih kandidat. Hasilnya, sedikit
yang memilih karena Jokowi," jelasnya.
Dengan fakta survei
tersebut, lanjut pengamat politik dari Universitas Paramadina ini, hal
itu menunjukkan endorsement Jokowi tidak begitu terasa di Jateng.
Mungkin karena kesalahan PDIP menempatkan Jokowi sebagai timses di
pilgub sebelumnya sehingga berefek ke Jateng.
Hal lain yang tak
kalah pentingnya, kata Rico, adalah peta politik basis PDIP. Keputusan
PDIP mengusung Ganjar yang notabene kurang dikenal masyarakat Jateng
berdampak pada krisis dan polarisasi dukungan basis PDIP.
"Kalau
kita lihat perpecahan di tubuh PDIP menurut saya sangat kronis. Data
survei menyatakan publik merasa elit PDIP tidak memperlakukan
Rutriningsih secara adil," ungkapnya.
Sementara Ganjar yang
rendah popularitas, hingga kini Rutriningsih belum memutuskan akan
mengarahkan pendukungnya ke siapa. Basis PDIP terpecah.
Hasil
survei Median dan beberapa lembaga survei lainnya, menurutnya,
menunjukkan cagub petahana Bibit Waluyo masih unggul, disusul kader PDIP
lainnya yang diusung 6 parpol yakni Don Murdono yang mendampingi Hadi
Prabowo.
"Kalau kita bicara angka dari Pemilu 1999 hingga 2009,
terjadi penurunan signifikan PDIP hampir 8 persen. Terkahir PDIP hanya
di kisaran 15 persen. Untuk Jateng, itu saja sudah terbagi ke Bibit,
Don, dan Rutriningsih. Meski Bibit sudah pindah ke Demokrat, tapi publik
masih mempersepsikan dia tokoh PDIP," pungkas dosen pada Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar