Senin, 08 April 2013

Jokowi Belum Tentu Mampu Dongkrak Popularitas Ganjar

PDI Perjuangan menggandeng Jokowi untuk menjadi juru kampanye pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dalam Pilgub Jawa Tengah. Popularitas Jokowi yang tengah naik daun diyakini dapat mendongkrak suara jago PDIP di kandangnya sendiri.

Seberapa besarkah efek popularitas Jokowi (Jokowi Effect) dalam Pilgub Jateng?

"PDIP ini kan menjadikan Jokowi sebagai salah satu sarana pendulang suara bagi cagub Ganjar Pranowo. Karena popularitas Ganjar yang masih rendah. Namun berdasarkan survei kami, ternyata efek Jokowi itu hanya sekitar 1 persen," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median Rico Marbun dalam keterangan persnya, Senin (8/4/2013).

Menurut Rico, kekalahan pasangan cagub yang diusung dalam dua pilgub sebelumnya, yakni Jabar dan Sumut, di mana Jokowi menjadi jurkamnya, berdampak kepada pilihan calon pemilih di Jateng. Berdasarkan survei yang dilakukannya pada pertengahan 26 Maret-3 April lalu, mayoritas publik Jawa Tengah memilih cagub tidak berdasarkan poluparitas, melainkan faktor kedekatan dengan warga, hasil kerja, kapabilitas, dan kejujuran.

"Kita bertanya kepada responden, mereka bebas menjawab apa faktor-faktor yang menyebabkan Anda memilih seorang kandidat dalam pilkada Jateng ini. Ini untuk mengukur kekuatan figur dan mesin politik, juga ciri-ciri image psikologis seperti apa seseorang itu memilih kandidat. Hasilnya, sedikit yang memilih karena Jokowi," jelasnya.

Dengan fakta survei tersebut, lanjut pengamat politik dari Universitas Paramadina ini, hal itu menunjukkan endorsement Jokowi tidak begitu terasa di Jateng. Mungkin karena kesalahan PDIP menempatkan Jokowi sebagai timses di pilgub sebelumnya sehingga berefek ke Jateng.

Hal lain yang tak kalah pentingnya, kata Rico, adalah peta politik basis PDIP. Keputusan PDIP mengusung Ganjar yang notabene kurang dikenal masyarakat Jateng berdampak pada krisis dan polarisasi dukungan basis PDIP.

"Kalau kita lihat perpecahan di tubuh PDIP menurut saya sangat kronis. Data survei menyatakan publik merasa elit PDIP tidak memperlakukan Rutriningsih secara adil," ungkapnya.

Sementara Ganjar yang rendah popularitas, hingga kini Rutriningsih belum memutuskan akan mengarahkan pendukungnya ke siapa. Basis PDIP terpecah.

Hasil survei Median dan beberapa lembaga survei lainnya, menurutnya, menunjukkan cagub petahana Bibit Waluyo masih unggul, disusul kader PDIP lainnya yang diusung 6 parpol yakni Don Murdono yang mendampingi Hadi Prabowo.

"Kalau kita bicara angka dari Pemilu 1999 hingga 2009, terjadi penurunan signifikan PDIP hampir 8 persen. Terkahir PDIP hanya di kisaran 15 persen. Untuk Jateng, itu saja sudah terbagi ke Bibit, Don, dan Rutriningsih. Meski Bibit sudah pindah ke Demokrat, tapi publik masih mempersepsikan dia tokoh PDIP," pungkas dosen pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar