Selasa, 30 April 2013

Dulu Didatangi Jokowi, Kini Kampung Apung Kian Parah

Sudah lebih dari satu semester Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Banyak hal yang ingin ia kerjakan untuk Jakarta, termasuk membenahi permukiman warga, misalnya di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Dahulu Kampung Apung bernama Kampung Teko. Namun sejak tahun 1990, banyak bangunan pabrik berdiri sehingga Kampung Teko menjadi banjir dan berubah nama menjadi Kampung Apung.
Setelah terpilih sebagai pemimpin Jakarta, Jokowi pernah mengunjungi kawasan tersebut, yakni pada pertengahan November 2012. Warga di sana senang bukan kepalang karena, menurut mereka, baru pertama kali itu gubernur mengunjungi permukiman di sana. Warga semakin senang karena kunjungan Jokowi, meskipun hanya 30 menit, diwarnai kehangatan. Jokowi juga berjanji akan membenahi kampung itu.
Itu cerita hampir lima bulan silam. Bagaimana kondisi sekarang?
"Yang jelas perubahannya ada di Kampung Apung ini, tetapi perubahannya itu malah makin parah," kata Djuhri, mantan Ketua RW 001 Kampung Apung, Selasa (30/4/2013).
Djuhri mengatakan, maksud perubahan yang makin buruk adalah saluran air yang seharusnya dibenahi tahun ini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. Ia menilai Jokowi terkesan hanya mengumbar wacana kepada masyarakat.
Sebagai warga, Djuhri mempertanyakan apa yang sudah dijanjikan oleh Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta. Djuhri masih ingat betul ketika Jokowi mengatakan akan melakukan pengkajian terhadap Kampung Apung. Pascabanjir pada Januari 2013, Jokowi juga pernah datang ke kampung tersebut dan akan membenahi saluran air.
Djuhri mengatakan, Jokowi berjanji akan memindahkan tempat pemakaman umum di daerah tersebut dan membangun gedung SMA di Kampung Apung. Setelah itu, Jokowi juga akan membenahi kembali rumah-rumah warga dengan konsep kampung deret.
Akan tetapi, kata Djuhri, semua itu belum ada realisasi sama sekali. Ia mengatakan, sampai sekarang belum pernah ada pembicaraan mengenai perbaikan Kampung Apung. Aparat pemerintahan setempat juga tidak pernah mendatangi warga untuk berembuk mengenai masalah-masalah di kawasan itu.
"Sampai sekarang terlalu banyak wacana. Belum ada tujuan ke arah perbaikan," ujarnya.
Djuhri menilai, saat ini banjir yang terjadi di Kampung Apung semakin tinggi karena saluran air belum diperbaiki. Saluran air menuju rumah pompa di RW 004, yang terletak  1 kilometer dari Kampung Apung, juga masih dipenuhi sampah.
Mantan Wali Kota Jakarta Barat, Burhanuddin, pernah mengatakan bahwa saluran air sepanjang 900 meter di kampung itu akan dibenahi dan airnya akan disedot. Djuhri mengatakan, saluran air itu sebetulnya sudah dicor, tetapi tumpukan sampah di sana tak dikeruk sehingga masih menumpuk dalam saluran. Dengan kondisi itu, mustahil genangan air di kampung tersebut dapat disedot ke rumah pompa.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar