Sudah lebih dari satu semester Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta. Banyak hal yang ingin ia kerjakan untuk Jakarta, termasuk
membenahi permukiman warga, misalnya di Kampung Apung, Kapuk,
Cengkareng, Jakarta Barat.
Dahulu Kampung Apung bernama Kampung Teko. Namun sejak tahun 1990,
banyak bangunan pabrik berdiri sehingga Kampung Teko menjadi banjir dan
berubah nama menjadi Kampung Apung.
Setelah terpilih sebagai
pemimpin Jakarta, Jokowi pernah mengunjungi kawasan tersebut, yakni
pada pertengahan November 2012. Warga di sana senang bukan kepalang
karena, menurut mereka, baru pertama kali itu gubernur mengunjungi
permukiman di sana. Warga semakin senang karena kunjungan Jokowi,
meskipun hanya 30 menit, diwarnai kehangatan. Jokowi juga berjanji akan
membenahi kampung itu.
Itu cerita hampir lima bulan silam. Bagaimana kondisi sekarang?
"Yang
jelas perubahannya ada di Kampung Apung ini, tetapi perubahannya itu
malah makin parah," kata Djuhri, mantan Ketua RW 001 Kampung Apung,
Selasa (30/4/2013).
Djuhri mengatakan, maksud perubahan yang makin
buruk adalah saluran air yang seharusnya dibenahi tahun ini belum ada
tanda-tanda akan diperbaiki. Ia menilai Jokowi terkesan hanya mengumbar
wacana kepada masyarakat.
Sebagai warga, Djuhri mempertanyakan
apa yang sudah dijanjikan oleh Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta.
Djuhri masih ingat betul ketika Jokowi mengatakan akan melakukan
pengkajian terhadap Kampung Apung. Pascabanjir pada Januari 2013,
Jokowi juga pernah datang ke kampung tersebut dan akan membenahi
saluran air.
Djuhri mengatakan, Jokowi berjanji akan memindahkan
tempat pemakaman umum di daerah tersebut dan membangun gedung SMA di
Kampung Apung. Setelah itu, Jokowi juga akan membenahi kembali
rumah-rumah warga dengan konsep kampung deret.
Akan tetapi, kata
Djuhri, semua itu belum ada realisasi sama sekali. Ia mengatakan,
sampai sekarang belum pernah ada pembicaraan mengenai perbaikan Kampung
Apung. Aparat pemerintahan setempat juga tidak pernah mendatangi warga
untuk berembuk mengenai masalah-masalah di kawasan itu.
"Sampai sekarang terlalu banyak wacana. Belum ada tujuan ke arah perbaikan," ujarnya.
Djuhri
menilai, saat ini banjir yang terjadi di Kampung Apung semakin tinggi
karena saluran air belum diperbaiki. Saluran air menuju rumah pompa di
RW 004, yang terletak 1 kilometer dari Kampung Apung, juga masih
dipenuhi sampah.
Mantan Wali Kota Jakarta Barat, Burhanuddin,
pernah mengatakan bahwa saluran air sepanjang 900 meter di kampung itu
akan dibenahi dan airnya akan disedot. Djuhri mengatakan, saluran air
itu sebetulnya sudah dicor, tetapi tumpukan sampah di sana tak dikeruk
sehingga masih menumpuk dalam saluran. Dengan kondisi itu, mustahil
genangan air di kampung tersebut dapat disedot ke rumah pompa.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar