Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menyiapkan hal-hal khusus
menyambut aksi demonstrasi buruh memperingati Hari Buruh Sedunia atau
May Day, Rabu (1/5/2013) besok. Ia menilai risiko kemacetan parah yang
timbul dari demonstrasi itu sebagai hal lumrah.
"Kalau Jakarta tambah macet (karena demonstrasi), semua orang sudah tahu," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/4/2013).
Mantan
Wali Kota Surakarta ini mempersilakan buruh untuk menyampaikan
aspirasinya selama tidak menabrak aturan. Meski selama beberapa tahun
peringatan May Day selalu diwarnai demo besar-besaran, Jokowi menyatakan
bahwa Pemerintah Provinsi DKI tidak berupaya menambah pengamanan di Ibu
Kota.
"Normal sajalah, biarkan buruh sampaikan aspirasinya. Tapi kalau ada panggung gembira, itu memang lebih bagus," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki ide untuk menggelar hiburan dan fun bike saat May Day. Namun, tawaran tersebut tidak mendapat tanggapan positif dari para buruh.
Besok
para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Aliansi Serikat Buruh
Indonesia (KASBI) mengajukan empat tuntutan. Tuntutan tersebut adalah
penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, penolakan
terhadap outsourcing dan sistem kerja kontrak, penolakan terhadap politik upah murah dan menuntut upah layak nasional, serta persoalan union busting atau pemberangusan serikat buruh.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar