Pemerintah segera menata kawasan perbatasan Indonesia
dengan negara tetangga. Penataan dimulai di kawasan perbatasan Indonesia
dan Malaysia, wilayah Entikong, Kalimantan Barat, Maret 2015.
"Semuanya (permasalahan) tetap akan diselesaikan, satu per satu dulu.
Kebetulan yang di Entikong akan dikerjakan dalam waktu dekat ini," kata
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Entikong, Rabu (21/1/2015).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu berjanji memuluskan jalan di Entikong.
"Akan dibuat empat jalur," ujar dia. Selain itu, Jokowi juga bakal
memperbaiki infrastruktur sarana lain pelayanan masyarakat seperti Pos
Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB). Pelayanan PPLB Entikong dibenahi untuk
menekan penyelundupan.
"Penataan juga akan dilakukan pada kawasan permukiman di Entikong, dan
ibukota Kecamatan Sekayam (Balai Karangan)," tambah Direktur
Pengembangan Kawasan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Hadi Sucahyo,
di tempat sama.
Dia menjelaskan, kawasan Entikong akan diperluas dan dibagi dalam
beberapa zona, dengan PPLB sebagai zona utama. Bakal dibangun juga
gedung wisma Indonesia berlantai tiga. Dana proyek pembenahan itu
sekitar Rp133 miliar. "Bangunan di PPLB saat ini akan dibongkar semua,
dan diganti dengan gedung yang lebih luas dan representatif," ungkap
Hadi.
Selain PPLB di Entikong, Kabupaten Sanggau, pemerintah juga akan
membangun PPLB di Aruk, Kabupaten Sambas dan Badau, Kabupaten Kapuas
Hulu. Dibangun pula tiga Pos Lintas Batas (PLB), yakni di Jagoi Babang,
Kabupaten Bengkayang; Temajuk, Kabupaten Sambas; dan Jasa, Kabupaten
Sintang.
Teritorium perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat mencakup
wilayah sepanjang 996 kilometer dengan luas kawasan 2,42 juta hektare.
Kawasan tersebut meliputi 60 dusun, 40 desa, dan 15 kecamatan di lima
kabupaten. Kawasan perbatasan dihubungkan sekitar 50 jalan setapak.
Sebagian besar kebutuhan warga Indonesia di perbatasan dipasok dari
Malaysia.
Kondisi pembangunan minim membuat kesejahteraan mereka jauh tertinggal
jika dibandingkan dengan warga di perbatasan Malaysia. Pendapatan per
kapita warga di perbatasan Malaysia rata-rata USD3.600 atau sembilan
kali lipat lebih tinggi dari Indonesia, yang rata-rata hanya USD400. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar