Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Mauladi, menyatakan, menjelang 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih sibuk mengurai kekusutan politik di internalnya sehingga belum optimal bekerja.
"Seharusnya Presiden Jokowi harus berorientasi pada kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai politik atau kelompok," sebut Mauladi, di Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Wakil ketua Komisi IV DPR itu menambahkan, seharusnya juga Jokowi menjadikan dirinya sebagai panglima yang mengomandani pemerintah dan negara dengan tegas.
"Tidak usah khawatir atau takut terhadap tekanan atau ancaman, terutama dari pihak asing. Jokowi adalah produk people power, maka harus serius memakmurkan rakyat," demikian kata dia.
Hari ke-88 pemerintahan Jokowi "dihiasi" kekisruhan posisi calon kepala Kepolisian Indonesia menggantikan Jenderal Polisi Sutarman. Jokowi tetap mengajukan nama Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan, ke Komisi III DPR padahal dua hari sebelumnya KPK menetapkan Gunawan tersangka pidana korupsi.
Gunawan adalah ajudan Presiden (saat itu) Megawati Soekarnoputri, yang memberi kendaraan politik kepada Jokowi menuju kursi gubernur DKI Jakarta kemudian ke Istana Merdeka.
Belakangan Kepolisian Indonesia mempraperadilan-kan KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas penetapan Gunawan sebagai tersangka pidana korupsi.
Walau begitu perguliran isu Gunawan ini, Jokowi tetap menampilkan kesan dia merakyat, di antaranya bersepeda di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Relawan pendukung Jokowi bahkan memberi peringatan pada dia dan mendukung penuh bagi KPK mengungkap dugaan rekening gendut Gunawan. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar