Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberhentikan Jenderal Polisi Sutarman serta mengusulkan Kepala Lemdiklat Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan dianggap banyak kalangan sebagai "salah langkah".
Betapa tidak, Sutarman baru pensiun bulan Oktober mendatang sementara bekas ajudan Presiden Megawati Soekarnoputeri ini menjadi tersangka pemilik rekening gendut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Salah langkah Jokowi semakin "paripurna" ketika Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti malah dinaikkan menjadi Pelaksana Tugas Kapolri, sebuah posisi yang "aneh" dan "ajaib" dan sama-sama berbau rekening gendut dengan kata lain "Mengganti Si Gendut dengan Si Gentong".
Menurut Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi, langkah Jokowi ini jika diibaratkan dalam permainan catur sudah "schakmat" duluan alias sudah mati langkah.
Karena kata dia, Mencalonkan Budi Gunawan yang jelas-jelas diponten "merah" saat pengajuan calon menteri dulu oleh KPK dan PPATK, kembali diajukan kembali sebagai calon tunggal Kapolri. Ini namanya tidak sensitif dan salah menempatkan orang.
"Saya semakin ragu dengan cara-cara Jokowi memilih orang sebagai pembantunya. Jokowi terlalu yakin dan percaya diri dengan dukungan lawan-lawan politiknya di parlemen, padahal bisa jadi mereka ini punya skenario lain untuk menjatuhkan Jokowi. Sebaiknya, Jokowi mengajukan calon baru ke DPR dan segera mengakhiri suasana tidak kondusif di kepolisian. Hormati Soetarman yang akan habis jabatannya di Oktober mendatang,"timpal Ari Junaedi, kepada Tribunnews.com, Munggu (18/1/2015).
Lanjut pengajar Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini, kewenangan yang dimiliki Plt Kapolri juga sangat terbatas. "sehingga jangan harap di masa kevakuman kepemimpinan Polri ini ditempuh langkah-langkah strategis," tegasnya.
Dia ingatkan bahwa bangsa ini memasuki babak baru usai eksekusi terdakwa narkoba, ancaman teroris yang tidak pernah surut, konflik antar institusi yang tidak pernah habis, kondisi sosial masyarakat yang belum pulih. kini Jokowi menambah persoalan baru di Polisi.
Lebih lanjut masih menurut Ari, Apa bisa dipastikan, katakanlah Jokowi menyodorkan nama baru calon Kapolri akan disetujui mayoritas anggota parlemen?
"Bisa jadi karut-marut Jokowi dalam menangani turbulensi politik sangat dinikmati betul oleh lawan-lawan politik. Ibarat silat, lawan-lawan politik tidak perlu mengeluarkan jurus-jurus mematikan karena Jokowi sendiri akan lunglai akibat ulah politiknya sendiri. Sungguh sangat disayangkan dan disesalkan dalam-dalam,"urai Ari Junaedi yang juga dosen di Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar