Sabtu, 27 Desember 2014

Presiden Jokowi: Masalah Papua Muncul karena Saling Tidak Percaya

Menghadapi kompleksnya masalah yang terjadi di Papua, Presiden Joko Widodo berjanji akan sering berkunjung ke Papua dan berdialog dengan warga Papua.
Berbicara dihadapan seribuan relawan anggota Bara JP Papua, di GOR Waringin Kotaraja, Jayapura, Sabtu (27/12/2014) sore waktu setempat, Jokowi berjanji akan berkunjung ke Papua minimal tiga kali dalam setahun.
Menurut Jokowi, masalah yang ada di Papua tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, sosial atau politik, namun terutama adalah tidak adanya saling percaya antara rakyat dengan pemimpinnya. “Kalau rakyat percaya pada pemimpinnya, gampang menyelesaikan setiap permasalahan,” terang mantan Walikota Solo itu.
Permasalahan kepercayaan ini, menurut Jokowi, tidak hanya terjadi di Papua, namun di banyak daerah di Indonesia. Ia mencontohkan saat berkunjung ke Pulau Sungai Tohor di Sumatera, warganya mengaku baru merasa memiliki presiden, karena selama ini tak pernah sekalipun dikunjungi oleh Presiden.
Menurutnya, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua, semua pihak harus saling membuka diri untuk berdialog. “Baik Kapoldanya dengan masyarakat, baik Kapolresnya dengan masyarakat, baik Pangdamnya dengan masyarakat, baik Dandimnya dengan masyarakat, semua harus mau dialog, mau berbicara dengan masyarakat. Karena dengan berbicara itulah kita tahu akar masalahnya,” ungkap Jokowi.
Jokowi juha mengingatkan, untuk mencapai solusi dari setiap masalah membutuhkan waktu yang berbeda-beda. “Pengalaman saya saat akan memindahkan PKL di Solo, butuh 54 kali pertemuan yang membutuhkan waktu sekitar 7 bulan. Berbeda di Tanah Abang, yang hanya butuh 4 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu. Pikiran saya butuh waktu 4-5 bulan. Jadi setiap masalah butuh waktu berbeda-beda,” ungkap Jokowi.  [kompas]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar