Momen peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) tidak
disia-siakan Fitri Nganthi Wani, anak Wiji Thukul, untuk menagih janji
kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam acara di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Fitri secara khusus
menemui Jokowi untuk bertanya penyelesaian kasus bapaknya yang
dihilangkan dalam pergolakan 1997-1998 dan tak kembali hingga kini.
Lewat catatan di dinding akun Facebook Fitri,
Selasa (9/12/2014), Fitri menceritakan dengan singkat momen-momen
mengharukan bertemu dengan sang presiden. Berikut catatan Fitri:
Kugenggam erat tanganmu saat bersalaman.
"Masih ingat saya pak? Masih ingat bapak saya?", tanyaku.
Lalu kau jawab masih.
"Saya pegang janji bapak ya. Bapak sudah berjanji", semakin kueratkan jabat tanganku, mataku berair.
"Demi ibu saya pak".
Lalu raut wajahmu berubah semakin serius.
"Ya", jawabmu tegas.
Aku melihatmu agak berbeda kali ini. Engkau lebih "singkat" dan berhati-hati..
Selamat Hari HAM, Pak Presiden. Luka ini semoga engkau ingat selalu.
#MenolakLupa
Seperti
diketahui, sebelum menjabat sebagai presiden, Jokowi pernah berjanji
akan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus
penghilangan paksa aktivis 97-98 yang melenyapkan Wiji Thukul. Bahkan,
saat satu pesawat ke Solo dengan Wahyu Susilo, adik Thukul, Jokowi pernah menyampaikan
tidak akan pernah lupa dengan penghilangan sang penyair kurus tersebut.
"Dia
(Jokowi) mendatangiku dan menyalami sambil bilang: Mas, aku ora lali
karo kangmasmu. Tenan, iki mung strategi karena kurang syarat. Percoyo
aku mas.. Agak lama dia memegang tanganku," kata Wahyu lewat dinding Facebook Maret lalu.
Menurut Wahyu, hal yang sama dilakukan Jokowi saat hadir di reuni Universitas Negeri Solo.
"Dia (Jokowi) menyalamiku dan berucap hal yang sama. Dan salah satu
janjinya bahwa dia tidak lupa kangmasku adalah mengizinkan beberapa
ruang publik di Jakarta digambari mural Wiji Thukul," ujar Wahyu.
Kini
mural Wiji Thukul sudah tergambar di sekitaran Jl TB Simatupang,
Jakarta Selatan. "Setidaknya dia telah membuktikan ucapannya. Dan
sekarang dia maju untuk menghadang Prabowo !!!" kata Wahyu saat musim
pilpres lalu itu.
Wiji Thukul adalah satu dari 13 orang hilang
yang masih hilang dalam pergolakan 1998 hingga sekarang. Pada 2009, DPR
sebenarnya sudah memberikan beberapa rekomendasi kepada Presiden terkait
kasus orang hilang ini, termasuk menggelar Pengadilan HAM Adhoc. Namun,
rekomendasi itu masih belum dilaksanakan. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar