Perintah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
kepada seluruh kadernya yang menjabat kepala daerah, untuk mematuhi
instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai sebagai sinyalemen dukungan
Demokrat kepada pemerintah.
"Instruksi ini sebetulnya memberi jaminan kepada Presiden Jokowi bahwa
kader Partai Demokrat yang berposisi sebagai kepala daerah akan selalu
mendukung setiap program dan kebijakan pemerintah dan presiden yang pro
rakyat dan bermanfaat untuk kehidupan rakyat," kata pengamat politik
dari Universitas Padjajaran Idil Akbar kepada Metrotvnews.com, Senin (17/11/2014).
Saat ditanyakan apakah instruksi SBY yang sifatnya wajib ini sebagai
sinyal merapatnya Partai Demokrat ke koalisi partai pendukung
pemerintah. Menurut dia tidak demikian, sebab sudah seharusnya kepala
daerah harus mendukung segala sesuatu yang menjadi kebijakan nasional.
SBY dalam akun Twitternya mengungkapkan tiga kewajiban bagi Partai
Demokrat. "Para gubernur, bupati & wali kota (atau wakil-wakilnya)
yang berasal dari PD wajib loyal kepada Presiden Jokowi. Sebagai kepala
daerah, garis komando dalam pemerintahan adalah presiden, dan bukan
kepada ketua umum partai," kata SBY, Minggu (16/11/2014).
Meski demikian, SBY juga memerintahkan kadernya untuk mengkritisi dan
menolak program dan kebijakan Jokowi yang dinilai jauh dari pro rakyat.
"PD mesti sampaikan dg cara yg tepat dan beretika. Sekali lagi, tidak
'waton suloyo'," tegas Presiden RI ke-6 itu.
Sementara itu, SBY dua kali menyampaikan ungkapan Jawa yang berbunyi
'waton suloyo'. Dalam bahasa Indonesia, ungkapan tersebut dapat
diartikan "mengajak ribut" atau "mengajak perang". SBY melarang kadernya
untuk waton suloyo. Apakah ini bermakna SBY tidak akan melawan pemerintahan Jokowi dengan menjadi teman baik ke depannya? [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar