Pengamat politik Populi Center, Nico Harjanto, berpendapat, kepergian Presiden Joko Widodo ke Singapura yang tidak disertai protokoler kepresidenan membuktikan bahwa Indonesia dalam keadaan aman.
"Presiden Jokowi 'nyelonong' ke Singapura ini menunjukkan kepada
publik dan dunia internasional bahwa Indonesia aman," ujar Nico saat
ditemui di rumah makan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu
(22/11/2014) siang.
Seperti diberitakan, Jumat (21/11/2011), Presiden Jokowi dan Ibu
Negara Iriana terbang ke Singapura untuk menghadiri wisuda putra
bungsunya, Kaesang Pangarep.
Pada kepergiannya kali ini, Jokowi tidak menggunakan fasilitas
negara. Pasangan nomor satu di Indonesia itu menggunakan penerbangan
komersial Garuda Indonesia di kelas ekonomi.
"Bahkan, seorang presiden dengan pengawalan minimal, hanya tujuh
anggota Paspampres, bisa berpergian ke luar negeri, dengan biaya sendiri
pula," ujar Nico.
Nico melanjutkan, hal tersebut memberi arti bahwa tidak ada ancaman
serius terhadap sang presiden baru. Hal ini mengingat bahwa tensi perang
urat saraf pada masa Pemilu Presiden 2014 dengan kubu Prabowo Subianto
sangat tinggi.
Kendati demikian, Nico mengingatkan kepada Presiden untuk tetap
berhati-hati. Sebab, bagaimanapun juga, Jokowi adalah simbol negara yang
layak mendapatkan pengamanan penuh. Inilah yang menjadi tugas bagi
Paspampres, TNI, atau Polri.
"Saya yakin, Paspampres, TNI, dan Polri sedang mengerjakan pola
pengamanan yang tidak bisa dilihat masyarakat umum. Pengamanan melekat
boleh minimal, tetapi pengamanan yang tidak tampak harus dilakukan,"
ujarnya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar