Panja RUU Pilkada mengupayakan RUU itu disahkan sebelum anggota DPR
baru terbentuk. Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) meminta agar anggota dewan
mendengar suara rakyat dan menunda pengerahan RUU ditunda.
"Pertama,
kalau saya (minta) ditunda (pengesahan RUU Pilkada). Kedua, kalau bisa
pemerintah tarik aja (usulan)," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2014).
Dalam berbagai
kesempatan, Jokowi menyatakan Pilkada melalui DPRD adalah sebuah
kemunduran demokrasi. Ia meminta para anggota dewan untuk mendengarkan
suara rakyat.
"Dengar suara rakyat. Dengar keinginan rakyat. Kita
sudah berjalan pada prosesnya. Yang kurang-kurang perbaiki. Yang belum
benar,dibenarkan," kata Jokowi.
"Hak politik rakyat jangan dipotong dengan alasan yang anggaran lah,
money politic, konflik horizontal. Justru itu yang akan dewasakan
masyarakat. Sekarang masyarakat sudah ngerti betul cara pilih walikota,
bupati, gubernur. Jadi jangan sampai kita mundur lagi kebelakang," kata
Jokowi.
Menurutnya seluruh persoalan yang
disampaikan mengenai kekurangan dari Pilkada langsung bisa diselesaikan.
Hal itu bisa terwujud asalkan seluruh pihak bekerja sama untuk membuat
pemerintahan lebih baik.
"Katanya ada masalah kecurangan. Ya
segera ditutup. Money politics ya harus tegas. Orang nggak akan
coba-coba lakukan. Law enforcement. Kalau ada kekurangan lagi, apa yang
kurang? Konflik horizontal itu akan semakin berkurang kalau kedewasaan
kita semua ada. Masalah biaya mahal, katanya mahal, jer basuki mawa bea
(bahasa Jawa)," kata Jokowi. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar