Indonesia dinilai memiliki demografi yang bisa
menjadi berkah apabila dikelola dengan baik, dan menjadi bencana apabila
dibiarkan begitu saja. Pemerintahan Jokowi-JK akan memberi perhatian
khusus menanganinya, dengan berprinsip pada pelaksanaan pemerataan
pembangunan ke desa dan mendorong pengembangan usaha kecil menengah
(UKM). Hal itu diungkap oleh Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Eko Sandjojo
di Jakarta, Senin (15/9/2014).
Menurut Eko, demografi bisa menjadi bencana apabila manusia dalam
usia produktif tak memperoleh pekerjaan. Maka, kondisi yang hendak
dicapai adalah lebih dari 50 persen SDM Indonesia harus produktif
sehingga nantinya bisa meningkatkan konsumsi. Maka dicari cara membuat
kualitas pemerataan pembangunan terjadi, lapangan kerja terbuka,
sehingga bonus demografi jadi berkah
"Maka, Pak Jokowi mendorong pertumbuhan di daerah desa, daerah tertinggal, terluar. Lalu mengembangkan UKM, sehingga economic growth Indonesia bagus. Jangan nanti GDP tinggi tetapi menumpuk di orang kaya saja," kata Eko.
Konsekuensinya tentu perhatian Pemerintah tak melulu diberikan kepada
warga di perkotaan, yang dibahasakan Eko sebagai 'sudah bisa mengurus
diri sendiri'. Selama ini, menurut Eko, bonus demografi cenderung tak
tertangani dengan baik, salah satunya akibat tak ada pemerataan
pembangunan bagi warga yang tinggal di desa dan di kota.
Di masa lalu, penduduk lebih banyak di pedesaan. Namun kini lebih
dari 50 persen penduduk, memilih jadi urban ke kota karena kesempatan
bekerja lebih terbuka.
Dia tak memungkiri masalah yang dihadapi memiliki berbagai dimensi.
Sebab, demografi selalu terkait kualitas SDM yang menyangkut
ketersediaan pendidikan, pembangunan infrastruktur yang mendorong
bergeraknya roda ekonomi, hingga soal fasilitas negara demi pengembangan
UKM. Kondisi semakin sulit karena postur APBN yang defisit sehingga
ruang fiskal terbatas.
Untungnya, kata Eko, Tim Transisi sudah menganalisis beberapa opsi
terkait anggaran itu, seperti realokasi anggaran dari sektor konsumsi
menjadi produksi. Untuk hal pendidikan, untuk membangun infrastruktur
pendidikan di daerah, sudah pasti ada 20 persen anggaran pendidikan di
APBN yang akan lebih ditajamkan penggunaannya.
"Jadi, demi menggapai bonus demografi yang baik, solusinya memang
harus paralel. Baik dari segi pendidikan, fasilitas untuk UKM, dan
infrastruktur. Namun, yang pasti, Jokowi akan mendorong pembangunan
lebih diarahkan ke desa," jelasnya.
Ditekankan Eko, demografi Indonesia harus dijadikan kekuatan.
"Intinya, demografi bukan beban, tetapi bonus, tinggal membuat bagaimana
supaya dia punya economic power. Kota bukannya tak
diperhatikan, tetapi kota sudah bisa memperhatikan diri sendiri. Kalau
tak dibantu, desa akan makin tertinggal. Padahal, potensi desa Indonesia
sangat besar. Indonesia punya lahan tropis terbesar setelah Brasil."
Sebelumnya, Wapres Terpilih Jusuf Kalla pernah menekankan, salah satu
langkah untuk mengelola bonus demografi adalah memastikan kualitas SDM
nasional yang berpendidikan. Selain itu, riset harus dikembangkan
sehingga bisa semakin mendorong perbaikan kualitas produksi nasional.
Maka itu, JK mendorong agar perguruan tinggi nasional, khususnya swasta,
meningkatkan kualitas risetnya agar minimal bisa dianggap sejajar
dengan universitas negeri. [beritasatu]
Ya betul pak , banyak jalan utama yang menuju ke desa2 yang tidak bisa untuk papasan mobil jadi menyulitkan transportasi barang, sehingga hal ini menyulitkan perkembangan ekonomi di desa2 itu.
BalasHapus