Kamis, 25 September 2014

Jokowi-JK Waspadai Kenaikan Bunga Bank Sentral AS

Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memantau kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang berencana menaikkan suku bunga. Ketua Tim Transisi Jokowi-JK Rini Soemarno mengatakan kenaikan suku bunga Amerika Serikat mempengaruhi perekonomian Indonesia. "Kita perlu berhati-hati," katanya usai bertemu dengan Jokowi-JK di rumah Tim Transisi Jalan Situbondo, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Rini menegaskan pembenahan ekonomi menjadi prioritas utama pemerintahan Jokowi-JK dalam tiga bulan pertama. Dia mengatakan kendati pertumbuhan ekonomi menorehkan angka yang baik, kewaspadaan tetap diperlukan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan kenaikan suku bunga The Fed menyebabkan dana asing berbondong-bondong lari ke luar negeri atau dikenal sebagai capital outflow. Kondisi ekonomi Indonesia sejak dua tahun terakhir terus dibayangi oleh isu soal kenaikan tingkat suku bunga The Fed. Selain itu, penghentian stimulus moneter untuk negara berkembang akan sangat berdampak pada kondisi moneter dalam negeri.
"Itu akan dirasakan langsung oleh emerging market," ujarnya. Menurut Chatib, dengan kondisi tersebut, pemerintah mendatang harus merespons masalah subsidi energi yang selalu membebani anggaran negara.
Chatib mencontohkan kondisi pada saat transisi pemerintahan dari periode Megawati Soekarnoputri ke Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004. Ketika itu, pemerintah langsung menaikkan harga BBM pada Maret dan Oktober. "Saat itu langkah paling awal yang dilakukan pemerintah adalah menaikkan harga bahan bakar minyak," katanya.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar