Presiden Joko Widodo (Jokowi) memeriksa pembangunan rusun Pulo Gebang, Jakarta Tmur.
Jokowi menargetkan rusun-rusun tersebut bisa dihuni pada September tahun 2014
ini.
"Nanti semua rusun ditempati September," kata Jokowi, yang saat ini merangkap jabatan Gubernur DKI
Jakarta, saat meninjau pembangunan Rusun Pulo Gebang,
Jakarta Timur, Selasa (5/8/2014).
Selain Rusun Pulo Gebang Jokowi berharap rususn-rususn lain seperti Rusun
Daan Mogot, Jatinegara Kaum, Cipinang Besar Selatan, dan Muara Baru dapat terselesaikan bulan September 2014. Sebab Jokowi ingin
merelokasi warga seperti di Waduk Ria Rio dan Kampung Pulo secepatnya.
"Seminggu ini memang soal rusun karena kita mau memindahkan yang di lapangan," ujarnya.
Jokowi
menyatakan untuk merelokasi warga dan memperbaiki tata kota dibutuhkan
1.100 tower rusun dengan jumlah penghuni mencapai 1.036 ribu orang.
Menurutnya,
tak ada warga yang menolak untuk direlokasi ke rusun. Hal ini karena
rusun yang diberikan sudah layak dengan lingkungan yang juga baik.
"Yang
menolak siapa? Orang tempatnya bagus begini. Lagipula tanahnya (yang
ditempati) juga ada yang tanah negara, ada tanah sengketa," ujarnya.
Lebih Bagus Rusun Muara Baru
Jokowi menilai pengerjaan rusun Muara Baru lebih baik daripada rusun Pulo Gebang.
"Menurut saya, kalau mau dibandingin ya, rusun Muara Baru lebih bagus dari yang ini," kata Jokowi, Selasa (5/8/2014).
Menurut Jokowi, pengerjaan rusun di Pulo Gebang kurang tertata dengan baik dan kurang bersih. Berbeda dengan rusun Muara Baru yang lebih rapi dalam menata hunian di tiap blok.
Mantan walikota Solo itu menduga, kondisi ini terjadi karena kemungkinan rusun Pulo Gebang belum dibersihkan oleh kontraktornya sehingga terlihat berantakan.
"Pekerjaannya lebih rapi yang di Muara Baru. Mungkin yang di sini belum dipel atau dibersihkan," ucap Jokowi.
Dia menambahkan, di rusun Pulo Gebang disediakan 400 hunian atau 4 blok rusun untuk relokasi warga kawasan Waduk Ria Rio. Dalam blusukannya kali ini, Jokowi didampingi Kepala Dinas Perumahan Yonathan Pasodung dan Walikota Jakarta Timur HR Krisdianto.
Ganti Strategi
jokowi akan mengganti strategi dalam
relokasi warga. Warga tetap akan direlokasi ke rumah susun sewa
sederhana. Namun, tidak sembarangan orang lagi yang bisa tinggal di
rusunawa ini.
"Yang menempati nanti tergantung mana yang akan kita geser (relokasi).
Karena kita sekarang programnya geser sewilyah. Kalau engga gitu tata
ruang kita engga bagus," kata Jokowi di Rusun
Pulo Gebang, Selasa (5/8/2014).
Terkait jual beli rusun oleh sejumlah warga, Jokowi memastikan
akan bertindak tegas. Bahkan pencopotan jabatan terhadap pejabat nakal
telah dia lakukan.
"Aturannya masih pidana, jangan main-main. Jangan orang kaya ikut masuk.
Saya beri peringatan, bahkan pejabatnya juga udah beberapa kali saya
copot," tandas dia.
Jokowi juga menyatakan untuk merelokasi warga dan memperbaiki tata kota
dibutuhkan 1.100 tower rusun dengan junlah 1.036 ribu orang.
Monorel Lanjut
Pada kesempatan tersebtm Jokowi menegaskan tetap membangun monorel.
"Proyek transportasi massal sangat dibutuhkan," kata Jokowi di Rumah
Susun Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (5/8/2014).
"Yang
namanya MRT dan Monorel sangat dibutuhkan. Ya masalah Monorel ini
jangan keliru. Kita ini ingin meneruskan proyek yang mangkrak," kata Jokowi.
Menurut Jokowi,
semua transportasi massal bakal dibangun di Jakarta, termasuk light rapid transit.
Sejak awal, ujar Jokowi, dirinya bakal meneruskan proyek-proyek yang
mangkrak warisan gubernur sebelumnya. Proyek monorel digagas sejak zaman
Gubernur Sutiyoso.
Hanya saja, tutur dia, solusi untuk
mengatasi proyek mangkrak tersebut tidak gampang. "Mencarikan jalan
keluarnya itu tidak mudah," katanya.
Ihwal jaminan investasi yang diminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke
PT Jakarta Monorail sebesar 5 persen, Jokowi mengaku masih mencari
solusinya. "Ini soal permintaan dan tawar-menawar," ujarnya. PT Jakarta
Monorail menawar permintaan Pemprov DKI soal jaminan investasi dari 5
persen menjadi 1 persen.
Jokowi
menuturkan persoalan monorel adalah saat masih tahap pembenahan desain
konstruksi. "Masih diberi kelonggaran oleh Pak Wakil Gubenur (Basuki
Tjahaja Purnama) sampai September," ujarnya. [detik,tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar