Presiden sekaligus Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum mengetahui secara pasti berapa besaran anggaran yang akan digunakan untuk pembersihan Patung Pancoran di Jakarta Selatan dan Patung Pangeran Diponegoro yang terletak di kawasan Monas Jakarta Pusat.
Menurut Jokowi, masalah penggunaan anggaran untuk membersihkan patung bersejarah itu merupakan urusan anak buahnya di tingkat dinas.
Sampai saat ini dia belum mengecek apakah anggaran untuk pembersihan patung itu sudah dilelang atau belum.
"Kalau sudah dilelang ya dihitung," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Presiden terpilih yang masih digganggu kubu pecundang, juga tidak mengetahui dinas mana yang bertanggung jawab dalam pembersihan patung-patung bersejarah itu.
Kendati demikian, pembersihan patung-patung itu lanjut Jokowi, memang harus dilakukan. Sebab, selama ini patung-patung yang menjadi salah satu cagar budaya Ibu Kota itu jarang mendapat perawatan.
"Patung itu kan sudah lama tidak dibersihkan. Sudah lama tidak dirawat. Sudah lama tidak diapa-apain. Makanya kita lakukan," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Unit Pengelola (UP) Balai Konservasi Disparbud DKI Jakarta dalam waktu dekat akan membersihkan Patung Dirgantara, atau yang lebih dikenal sebagai Patung Pancoran, dan Patung Pangeran Diponegoro yang ada di kawasan Monas.
Pembersihan itu akan dilakukan dengan cara tradisional dengan menggunakan jeruk nipis. Rencananya jeruk nipis yang akan digunakan sebanyak 25-30 kilogram.
Untuk Patung Pancoran menghabiskan 15 kilogram jeruk dan 10-15 kilogram untuk Patung Diponegoro. Anggaran yang digunakan untuk membersihkan patung tersebut diketahui sebesar Rp566 juta.
Ahli konservatori dari UP Balai Konservasi, Hubertus Sadirin, menjelaskan, jeruk nipis mengandung asam sitrat yang dapat mengakumulasi endapan kotoran.
Menurut Sadirin, tujuan dari penggunaan jeruk nipis tersebut ialah untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia. Bahan kimia tetap digunakan, tetapi pada dosis yang rendah dan hanya pada bagian-bagian tertentu.
"Jeruk nipisnya akan diblender, kemudian airnya akan dioles di obyek. Dibiarkan selama lima menit, baru kemudian disikat secara hati-hati," kata Sadirin.
Pembersihan dengan menggunakan jeruk nipis berdasarkan proses penelitian dan telah pernah diuji coba di Istana Bogor. Dana yang dibutuhkan untuk pembersihan kedua patung tersebut adalah sebesar Rp566 juta.
"Kami menggunakan bahan-bahan yang tidak akan menimbulkan dampak kerusakan pada obyeknya," ujar Sadirin.
Masa pembersihan Patung Pancoran akan dilakukan pada 11 Agustus-19 September 2014, sedangkan Patung Diponegoro pada 17 September-2 Oktober.
Khusus untuk Patung Pancoran, pembersihan akan dilakukan pada malam hari agar tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di sekitarnya.
"Pembersihan akan dilakukan oleh 12 orang pekerja, didampingi satu tenaga ahli," kata dia.
Patung Dirgantara sendiri belum pernah dibersihkan sejak selesai dibangun pada 1965. Sementara itu, Patung Diponegoro, yang juga selesai dibangun pada 1965, terakhir kali dibersihkan pada 2007. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar