Sabtu, 09 November 2013

Tak Cukup di Jerman, di Myanmar Jokowi Pula

Delegasi Bali Democracy Forum (BDF) dari Myanmar menyempatkan diri untuk belajar dan berdiskusi dengan Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bali.
Delegasi yang terdiri dari anggota DPR, jurnalis dan praktisi politik berjumlah 50 orang itu belajar tentang proses kaderisasi, kepemimpinan, dan keterlibatan PDI-P mendorong proses demokratisasi di Indonesia.
Menariknya, menurut Ketua Bidang Divisi Hukum dan Humas DPD PDI-P Bali serta Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP PDI-P, AA Putri Astrid Kartika, Sabtu (9/11/2013), dalam pertemuan tersebut, para delegasi dari Myanmar selalu mengikuti perkembangan demokrasi di Indonesia.
"Mereka sangat mengenal dengan baik sosok Soekarno, Megawati, dan beberapa tokoh lainnya yang ikut mendirikan PDI-P di Indonesia. Sosok Soekarno sangat dikagumi di Myanmar dan mereka sangat mengharapkan jika di Indonesia lahir Soekarno-Soekarno berikutnya," ujarnya.
Hal ini, kata Putri, berarti PDI-P sudah dikenal di mancanegara, minimal beberapa negara di ASEAN atau Asia umumnya. Pengenalan Soekarno di beberapa negara ASEAN tersebut, membuat PDI-P bertekad untuk melebarkan sayapnya, bukan hanya di dalam negeri melainkan ke luar negeri.
"Saatnya PDI-P go internasional, berkiprah di mancanegara dan tidak hanya meningkatkan suara di dalam negeri saja," tuturnya.
Selain menyebut para tokoh dan pendiri PDI-P tersebut, menurut Putri, para delegasi ternyata juga mengenal dengan baik beberapa kader PDI-P saat ini. Salah satunya, yang sering dibahas di Myanmar adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Mereka ternyata sudah sangat mengenal Jokowi dan seringkali menjadi bahan perbincangan dan inspirasi di Myanmar. Jokowi sering dibahas karena kiprahnya memimpin DKI saat ini," ujar Putri.
Menurut mereka, lanjutnya, Jokowi adalah sosok pemimpin yang tepat saat ini, baik di DKI maupun di Indonesia secara umum. Sementara itu, meski belajar dari PDI-P, namun delegasi Myanmar tidak memiliki agenda apa pun untuk meminta dukungan politik kepada PDI-P.
"Mereka hanya sekedar ingin sharing saja. Tidak ada maksud meminta dukungan politik kepada PDI-P dalam hal situasi politik dalam negerinya," kata dia.

Sumber :
viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar