Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) rupanya trauma punya ajudan ganteng. Kisah ini tak bosan-bosan diulangnya. Jokowi mengaku kini memilih ajudan yang lebih jelek dari dirinya.
"Waktu saya jadi wali kota saya sudah 23 tahun jadi eksportir kayu. Waktu itu saya belum terkenal. Nah, karena kecelakaan saya jadi wali kota. Saya masuk ke rumah dinas, bisa nyetir sendiri tapi dapat sopir dapat ajudan," kata Jokowi di depan ratusan mahasiswa baru Universitas Diponegoro, Sabtu (9/11/2013).
Jokowi dipilihkan satu ajudan. Masih muda, tinggi, ganteng dan gagah. Tapi rupanya malah sang ajudan yang disangka wali kota.
"Kalau ada tamu eh malah dia terus yang dikira wali kota, dia yang terima tamu, salaman terus sama tamu. Karena gitu, saya ganti ajudannya yang lebih jelek dari saya," beber Jokowi disambut tawa ratusan mahasiswa.
Pengalaman itu dibawanya bawa ke Jakarta. Belajar dari pengalaman di Solo, dia memilih ajudan sendiri. Langsung dari IPDN, didatangkan 10 orang. Jokowi memilih seorang ajudan bernama Pradista Machdala Putra yang biasa dipanggil dengan sebutan Dista.
Jokowi kemudian memanggil Dista agar maju ke depan forum.
"Siap!" tiba-tiba suara lantang terdengar dari sisi ruangan tempat operator.
Sesosok
pemuda 23 tahun, tidak terlalu tinggi, dan berambut pendek kemudian
datang mendekati Jokowi. Dista berdiri tegap di belakang Jokowi. Senyum
Dista selalu mengembang.
Melihat Dista, mahasiswa pun tertawa sambil memberi aplaus meriah.
"Kamu itu siap-siap aja. Yah inilah,
saya pilih yang paling pinter dan masih bujang," ujar Jokowi sambil
memperkenalkan ajudannya.
"Ini ajudan saya, mahasiswa tepuk tangan. Saya pilih yang paling pinter, masih bujang, itu sudah cukup. Kalau saya bersama Mas Dista, kan kalau begitu yang disalami saya, karena orang sudah tahu,' kata Jokowi sambil tertawa.
"Udah-udah, ayo kita mulai serius. nanti saya disangka stand up comedy," tutup Jokowi.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar