Di tengah gencarnya arus modernisasi di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo (Jokowi) disarankan untuk menghidupkan lagi sanggar bermain dan
perpustakaan di permukiman penduduk. Harapannya, lokasi itu menjadi
tempat berkumpul anak-anak usia sekolah pada malam hari.
Hal itu disampaikan pengamat pendidikan Darmaningtyas, menanggapi adanya wacana dari Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo untuk memberlakukan jam malam bagi pelajar di Jakarta.
"Tidak masalah (diberlakukan di Jakarta), daripada mereka
keluyuran. Supaya ketika anak-anak itu tidak punya fasilitas di rumah,
mereka bisa pergi ke tempat itu," kata Darma, Kamis (12/9/2013).
Menurut Darma, membangun sanggar bermain dan perpustakaan
sederhana di permukiman jauh lebih baik daripada membangun perpustakaan
megah di pusat kota. Selain itu, lanjut Darma, dengan adanya sanggar
bermain dan perpustakaan, anak-anak usia sekolah memiliki tempat
"pelarian" yang lebih bermanfaat ketika mereka keluar rumah di malam
hari.
"Ketika orangtua mencari 'anakku lagi di mana?' Mereka menjadi tahu anaknya sedang di sanggar dan perpustakaan," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan tengah mengkaji pemberlakuan jam
malam bagi anak sekolah. Namun, dia belum tahu apakah aturan itu akan
jadi atau tidak. Hal itu karena Jokowi tidak ingin aturan yang bertujuan
mendisiplinkan anak justru membuat mereka terkekang.
Hal itu terlontar menanggapi kasus kecelakaan maut di Km 8+200
Tol Jagorawi, pada Minggu (8/9/2013) dini hari, yang melibatkan anak
musisi Ahmad Dhani, AQJ alias Dul (13).
Saat itu, AQJ yang masih di bawah umur mengemudikan sendiri
mobilnya yang berakibat terjadinya kecelakaan fatal yang menewaskan enam
orang dan sembilan orang lainnya, termasuk AQJ mengalami luka berat.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar