Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi menilai
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki kelebihan sebagai calon
presiden 2014 ketimbang pemain lama di kancah politik. Menurut dia,
kelebihan itu merupakan kelebihan dalam atribut personal dibanding
Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, nama-nama yang disebut
sebagai capres potensial 2014. "Ada empat atribut, dua atribut sangat
menonjol dari Jokowi," katanya kepada Tempo.
Atribut personal yang paling menonjol adalah Jokowi dinilai sebagai sosok yang bersih dari korupsi.
Publik menilai gaya Jokowi yang apa adanya dan terkesan tidak menjaga
jarak membuat dia dianggap bersih dari korupsi. Selain itu, di sekitar
rumah dinasnya di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, amat
jarang terlihat mobil mewah yang keluar-masuk. Hal itu berbeda dengan
masa kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo yang sering kali terlihat mobil
mewah berada di kawasan tersebut. Sikap kaku yang ditunjukkan saat
menjadi pembawa acara di stasiun televisi swasta juga dianggap sebagai
bukti bahwa Jokowi tidak berusaha mengubah penampilannya.
Penampilan Jokowi dinilai tidak banyak berubah ketimbang politikus Senayan setelah terpilih sebagai anggota dewan.
Jokowi tidak memermak sedikit pun penampilannya meski sudah menjadi gubernur.
Atribut personal lainnya yang menonjol adalah peduli kepada rakyat.
Gayanya yang terkesan apa adanya juga menimbulkan persepsi bahwa Jokowi
tidak suka bergaya mewah-mewahan. "Semua citra pejabat yang ada seperti
berwibawa itu diterabas semua oleh Jokowi," kata Dodi.
Salah
satu hal yang paling diingat adalah saat meninjau lokasi jebolnya
tanggul Latuharhari di Menteng, Jakarta Pusat, 17 Januari 2013 lalu.
Saat itu Jokowi mengeluarkan gestur bahwa dirinya pusing melihat
jebolnya tanggul tersebut. Sambil jongkok di tengah rel, Jokowi juga
tampak melipat tangannya di kepala.
Jokowi pun terkesan cuek
meski kamera wartawan yang melakukan liputan sibuk mengabadikan posisi
tubuhnya. Ini makin menciptakan persepsi publik bahwa Jokowi merupakan
sosok yang jujur dan apa adanya. "Dia tidak begitu peduli dengan satu
gambaran citra bahwa dia harus berwibawa, harus menjaga jarak dengan
publik, dan itu kan diterabas semua sama Jokowi," ujar Dodi.
Atribut personal lainnya adalah dalam hal ketegasan.
Menurut Dodi, persepsi publik menilai bahwa Jokowi adalah sosok yang
tegas dalam menghadapi masalah. Bahkan, ketegasan Jokowi dinilai
melebihi Prabowo yang berlatar belakang militer. Contohnya pada saat
Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Saat itu, Gubernur Jawa
Tengah Bibit Waluyo memintanya untuk merobohkan sebuah bangunan pabrik
tua yang ada di Solo. Tapi Jokowi menolak permintaan itu hingga akhirnya
dinilai bodoh.
Prinsip itu juga yang kerap menjadi kekuatan
atribut pesonal bagi Jokowi untuk menjadi calon presiden. Sebagai
politikus, dia sadar bahwa keinginan rakyat harus diikuti agar
pemerintahannya bisa berjalan dengan baik. Tapi tidak semua keinginan
rakyat dipenuhi Jokowi saat menjadi gubernur. Contohnya adalah
penanganan Waduk Pluit. Dengan tegas Jokowi menyatakan warga yang
tinggal di bantaran waduk harus pindah. Meski warga meminta ganti rugi,
dia menegaskan tidak ada ganti rugi karena itu merupakan tanah
pemerintah.
"Karena itu, secara atribut, personal jokowi
memenuhi harapan publik dan bisa diterima publik, dan yang kedua dia
punya prinsip," kata Dodi.
"Jokowi 80 persen respondennya, berikutnya baru Prabowo dengan 60 persen dan Megawati 55 persen," ujar Dodi.
Ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan Jokowi-Ahok selama delapan bulan kepemimpinan mereka di Jakarta?
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar