Ketua Forum Komunikasi Jakarta Baru Irwan Setiadi menegaskan, jika
mayoritas anggota DPRD DKI ngotot melakukan hak interpelasi untuk
menjatuhkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), maka warga akan menduduki
kantor DPRD sebagai simbol perlawanan terhadap wakil rakyat.
"Jika
hak interpelasi tetap dilakukan, rakyat akan menduduki DPRD. Dalam
waktu dekat, mungkin minggu-minggu ini, sebelum awal bulan. Sepuluh ribu
orang akan kita turunkan," kata Irwan di sela-sela aksi unjuk rasa di
Bundaran HI pada Minggu (26/5/2013).
Irwan menyatakan, anggota
DPRD yang telah melakukan pengancaman terhadap Jokowi hendaknya segera
meminta maaf. Karena jika tidak, hal itu akan makin memperburuk citra
para wakil rakyat di mata masyarakat.
"(Anggota) DPRD harus minta
maaf. Apa yang mereka lakukan merupakan cermin tidak berpihaknya mereka
pada rakyat. Padahal sangat jelas program KJS yang Jokowi canangkan
sangat prorakyat," ujar Irwan.
Sementara itu, M Yasin, orator aksi
unjuk rasa sekaligus Koordinator Forum Komunikasi Jakarta Baru wilayah
Koja, Jakarta Utara, menegaskan, upaya untuk menduduki DPRD supaya para
wakil rakyat tahu jika Jokowi juga dipilih oleh rakyat.
"Mereka
mengatasnamakan wakil rakyat padahal tidak prorakyat. Sudah sangat jelas
bahwa Jokowi yang sangat prorakyat dengan KJS-nya, kenapa harus
ditentang," kata Yasin dalam orasinya.
Seperti diberitakan,
anggota DPRD DKI Jakarta mengancam akan mencopot Jokowi karena dianggap
kurang mampu menuntaskan masalah kekisruhan sistem pembayaran Kartu
Jakarta Sehat.
Anggota DPRD akan menggunakan hak interpelasi
karena masalah KJS dan 16 rumah sakit yang keberatan mengikuti program
tersebut. Pemerintah Provinsi DKI dinilai terlalu terburu-buru dalam
memberlakukan KJS yang sistemnya belum matang. Apalagi, peluncuran KJS
tidak tertulis dalam anggaran tahun 2012 saat KJS diluncurkan.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar