Selasa, 23 April 2013

Yayat Supriyatna: Kinerja Jokowi-Ahok Minus

Setelah 6 bulan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kinerja dinilai minus, Jokowi disarankan membuat skala prioritas pembangunan.
"Dari sekian program yang dijanjikan pada masa kampanye, masih ada yang belum bisa dijalankan," kata pengamat perkotaan Yayat Supriyatna saat dihubungi Senin (23/4/2013) malam.
Dia menyebut masalah di Ibu Kota sangat kompleks, utamanya soal pembangunan infrastruktur yang layak. Yayat menyarankan agar Jokowi menetapkan skala prioritas dalam bebebrapa pembangunan fisik
"Dari sekian masalah ini, ada baiknya diprioritaskan mana yang harus direalisasikan," sarannya.
Skala prioritas pembangunan itu lanjut Yayat harus didukung dengan ketersediaan anggaran. Rencana program yang dilontarkan Jokowi saat blusukan harus direalisasikan dengan membuat rincian bersama pejabat terkait.
"Kesepakatan itu kan sebenarnya sudah bisa jadi payung hukum kebijakan dinas-dinas yang ada," pungkasnya.
Dalam catatan Yayat, ada 5 proyek besar yang belum terlihat hasilnya. Yayat menyoroti proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang tertunda pengerjaannya karena masih terkendala pada administrasi persuratan. Selain MRT, proyek monorel kata Yayat sudah hilang gaungnya. "Jalan Layang Non Tol juga tidak dilanjutkan pembangunannya," kritik Yayat.
Yayat menduga ide pembangunan Jakarta justru mandek di tingkatan pelaksanaan atau suku dinas. Ini terlihat dari penyerapan anggaran APBD yang diakui langsung Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama masih tergolong rendah.
"Penyerapan anggarannya masih dibawah 5%, ini bisa diartikan yang dibawah belum siap," lanjutnya.
Dosen Universitas Trisakti ini menduga informasi yang masuk ke Jokowi bisa jadi tidak akurat yang berakibat mandeknya pelaksanaan kebijakan. Beralihnya Jokowi dari penerapan sistem ganjil genap ke electronic road pricing (erp) sebut Yayat menjadi contoh kegamangan pelaksanaan kebijakan.
"Ada yang tidak akurat dari info yang masuk ke Jokowi. Misalnya, stiker ganjil genap yang katanya sudah dicetak, saat menggantung begini bagaimana pertanggung jawaban untuk stiker yang sudah dicetak," katanya.
Namun, Yayat mengatakan duet Jokowi-Ahok berhasil mendobrak tembok penghalang masyarakat untuk menikmati fasilitas kesehatan dan pendidikan yang layak. Program ini dinilainya menghadirkan simpati dan empati masyarakat.
"Program KJS dan KJP Jokowi-Ahok yang menghadirkan euforia pada masyarakat. Ini yang membuat mereka dicintai warga Jakarta," puji Yayat di akhir wawancara.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar