Selasa, 23 April 2013

Kalah dari Produk China, Produsen Monorel Bekasi Minta Dukungan Jokowi

PT Jakarta Monorail pekan lalu menandatangani kesepakatan dengan perusahaan asal China, CNR Changchun Railway Vehicle Co. Ltd. untuk pengadaan rangkaian kereta (rolling stock) yang akan digunakan di Jakarta.

General Mananager PT Melu Bangun Wiweka (MBW) Indra Nugraha Kusnan selaku produsen monorel lokal yang pabriknya berada di Bekasi, mengaku cukup kecewa pihaknya lagi-lagi tidak dilibatkan untuk ikut serta dalam proyek pengadaan monorel di Jakarta.

"Kalau saya pikir ini bisnis tetapi kami berharap dapat diberikan kesempatan. Kami tetap kecewa, dan kami merasa tidak didukung oleh pemegang keputusan. Kami sebagai swasta yang sudah merintis dengan usaha sendiri di dalam sektor usaha ini," ungkap Indra saat dihubungi detikFinance, Selasa (23/0/2013).

Ia pun berpendapat, keinginan PT Jakarta Monorail sangat berlawanan dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Karena saat Jokowi datang ke pabrik MBW di Tambun, Bekasi, ada keinginan kuat untuk menggunakan produk dalam negeri.

"Jadi 10 hari setelah ia (Jokowi) dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia datang ke pabrik kami dan mengatakan pertama ini bagus dan awal-awal perlu improvisasi dan perlu untuk diudukung. Ini produksi dalam negeri. Saya punya keyakinan pak Jokowi sudah punyai niat seperti yang dia lakukan pada mobil Esemka. seharusnya hal yang sama juga ia lakukan untuk monorel dalam negeri. Jokowi pernah mengatakan produksi dalam negeri itu wajib hukumnya," katanya.

Walaupun tidak dilirik oleh Jakarta Monorail, pihaknya sampai saat ini masih mengembangkan prototipe monorel yang sudah ada. "Kita terus mengembangkan sampai saat ini. China itu pemerintah dukungan industri sangat kuat, biaya penelitian sangat besar beda dengan kita," cetusnya.

Sementara itu, Corporate Secretary Jakarta Monorail Bovanantoo kepada menjelaskan, alasan pihak manajemen memilih perusahaan tersebut karena kualitas produk sudah teruji yang sesuai persyaratan.

"Kami mengadakan seleksi internal dan prosesnya juga panjang. Dari sisi harga, kualitas, dan minimal beroperasinya, perusahaan China ini yang paling pas. Yang jelas produk ini sudah baik produksinya. Kemudian salah satu kapastiannya mereka harus mampu membawa penumpang sampai kondisi di 40 tahun.," kata Bovanantoo saat dihubungi detikFinance.


Sumber :
finance.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar