Ketua Komisi B DPRD DKI
Jakarta, Selamat Nurdin, penghentian proyek JLNT merupakan
suatu tindakan yang menggambarkan ketidakjelasan pemerintahan
Jokowi-Ahok dalam hal transportasi. Anggota Fraksi PKS ini pun
menegaskan, Jokowi-Ahok harus punya rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD) yang konsisten.
"RPJMD Gubernur Jokowi tidak
jelas, harusnya itu ada kejelasan, JLNT selesai kapan? MRT kapan? ganjil
genap kapan? Dan harus ada timeline," tegas Nurdin kepada wartawan di
gedung DPRD DKI, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2013).
Nurdin
menjelaskan, jika tidak ada kejelasan pembanguna berdasarkan RPJMD,
maka harapan masyarakat DKI untuk menikmati transportasi yang memadai
akan pupus.
"Kalau tidak jelas apa programnya, tidak ada
timelinenya, soal perhubungan juga nggak jelas, dalam lima tahun warga
dapat apa?," kata Nurdin.
Nurdin pun menyarankan Jokowi agar
jangan 'malu-malu' untuk membuka berkas pembangunan yang dilakukan pada
masa pemerintahan gubernur sebelum dirinya. Selain itu, Jokowi juga
disarankan jangan hanya mengambil simpati warga dengan memutuskan
kebijakan yang sifatynya populis dan pencitraan saja.
"Jokowi harus buka
berkas-berkas pembangunan, era Fauzi Bowo mana yang bagus, mana yang
tidak, jelas dulu dari awal, JLNT jangan udah dibangun, ternyata nggak
cocok, itu kan jadi rumit," katanya.
"Perlu dibedakan antara
konsep pembangunan jakarta dan aspirasi pemilih, dan orang yang mengaku
memilih, misalnya PKL penataan seberapa banyak yang sesuai dengan rasio
warga DKI, rasio kios yang ada di Jakarta, butuh ada perhitungannya.
Jangan sampai isu populis ini setahun ini butuh rasionalisasi lagi.
Jangan populis terus sepanjang periode," tambah Nurdin.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar