Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin mendorong pihak swasta untuk
membangun rumah susun di daerah komersial Ibu Kota. Hal itu dilakukan
dalam rangka menata kota yang terintegrasi antara tempat kerja, hunian,
dan transportasi.
Mantan Wali Kota Surakarta itu menjelaskan,
membangun hunian berjenis rusun merupakan cara tepat dalam penataan
kota. Tak hanya membangun ratusan tower rusun di pinggiran Jakarta untuk
warga yang bekerja di sektor industri, tapi juga di titik-titik vital
agar pergerakan orang dapat lebih terkendali.
"Di kawasan industri
perlu (rusun), tapi di kawasan seperti Sudirman-Thamrin, dan Kuningan
juga perlu untuk mendukung orang yang berkantor di situ. Jadi, mereka
tak perlu lagi jalan dari Depok, Bekasi, atau Bogor. Ini integrasi
transportasi, tata ruang dengan perumahan," kata Jokowi, di Balaikota
Jakarta, Kamis (28/3/2013).
Dia mengatakan, khusus untuk di titik
bisnis, Pemerintah Provinsi DKI akan mendorong pihak swasta untuk
mengambil alih pembangunannya. Untuk daya pikatnya, Jokowi berjanji akan
membuat Peraturan Gubernur (Pergub) baru yang mengatur tentang
koefisiensi lantai bangunan (KLB) sesuai dengan harapan Real Estate
Indonesia (REI).
Berbeda dengan rusun yang dibangun oleh Pemprov
DKI dengan dana APBD, rusun-rusun di titik bisnis yang dibangun swasta
bisa dihuni oleh siapa saja. Target penghuni rusun ini adalah warga
kelas menengah yang beraktivitas di pusat kota.
"Ini tergantung Pergubnya, kalau Pergubnya keluar, saya kira mereka sambut itu karena permintaan pasarnya juga gede banget," ujarnya.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar