Pengamat transportasi Universitas Indonesia Alvinsyah mengatakan,
direksi baru PT MRT Jakarta yang baru saja terpilih di Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk dapat memiliki konsep mengenai pembangunan
MRT jangka panjang. Terlebih, para direksi baru itu merupakan
profesional terpilih yang sudah memiliki nama sesuai bidangnya
masing-masing.
"Seorang dirut ataupun direksi lainnya harus memiliki kemampuan
manajerial terhadap sebuah perusahaan. Terutama untuk membuat arah
perusahaan sekelas MRT dalam waktu 30 tahun mendatang," kata Alvinsyah,
ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (26/3/2013).
Dengan
adanya bentuk perancangan konsep tersebut, maka semua persoalan
pembangunan MRT dapat dituntaskan. Sementara itu, terkait target yang
diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam waktu sebulan
untuk melengkapi dokumen MRT, kata dia, para direksi harus bisa
memastikan keyakinan Jokowi dengan menjawab semua tantangan tersebut.
"Maka
dari itu, semua kendala yang menghambat pembangunan MRT harus
dipastikan tidak lagi membelenggu. Mulai dari ketetapan pembagian beban
pengembalian utang ke pemerintah Jepang, 49 persen untuk pemerintah
pusat dan 51 persen untuk Pemprov DKI," kata Alvinsyah.
Seorang
direksi yang memiliki latar belakang kemampuan di bidang transportasi,
kata Alvinsyah, sangat membantu terhadap percepatan pembangunan MRT.
Bahkan, apabila di dalam direksi itu bukan merupakan seseorang yang
memiliki keahlian dalam bidang transportasi, Pemprov DKI disarankan
untuk menyewa orang yang mampu dan dapat dipercaya menjalankan
megaproyek senilai Rp 15 triliun itu.
Direktur Utama PT MRT
Jakarta, Dono Boestami, mengatakan, belum dapat menjelaskan bentuk
konsep kelanjutan pembangunan PT MRT Jakarta. Saat ditanya wartawan,
Dono Boestami hanya berkomentar belum bisa bicara banyak tentang PT MRT
dan hanya menyampaikan kalau dia akan bekerja terlebih dahulu. Bersama
tiga direksi baru lainnya, Dono baru membuka dokumen tentang MRT yang
didapatkan dari direksi sebelumnya.
"Kami kerja dulu. Kami baru buka dokumen MRT," ujar Dono.
Senada
dengan Dono Boestami, Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat juga
memilih tak banyak bicara ketika diberondong pertanyaan oleh wartawan.
Saat ditanyakan terkait kesiapan para direksi untuk melengkapi dokumen
kepada Jokowi dalam jangka waktu satu bulan ini, Tuhiyat mengatakan, dia
bersama ketiga direksi lainnya masih mempelajari konsep megaproyek
senilai Rp 15 triliun tersebut.
"Belum tahu, ini kami baru mau pelajari," ujar Tuhiyat.
Harapan Jokowi-Basuki
Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo memiliki harapan besar kepada direksi baru PT
MRT Jakarta. Mereka terpilih karena telah melalui fit and proper test.
Tak hanya itu, mantan Wali Kota Surakarta itu menganggap keempat orang
tersebut memiliki kapasitas yang mumpuni, baik dari sisi jaringan,
maupun tentang pengelolaan keuangan anggaran.
Jokowi mengatakan,
dirinya telah memiliki target dimulainya pembangunan sistem administrasi
megaproyek tersebut, yakni satu bulan ke depan. Jokowi berharap,
program itu dapat dilakukan dengan baik tanpa halangan. "Kalau semuanya
sudah oke dan di-ground breaking dan langsung cor," ujar Jokowi.
Hal
senada dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Dia
meyakini direksi baru PT MRT Jakarta mampu memenuhi target yang telah
ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Terutama untuk melanjutkan tahapan
pembangunan MRT dalam waktu dekat. Mulai dari pengumuman pemenang
tender, pemancangan, dan sebagainya. Oleh karena latar belakang
profesional, Basuki meyakini direksi itu mampu bekerja cepat dan
efisien.
Untuk diketahui, Dirut PT MRT Jakarta yang baru saja
terpilih, Dono Boestami, merupakan mantan Chief Finance Officer
Indonesia Infrastructure Finance. Ia merupakan lulusan Teknik Sipil
University of Wisconsin di Platteville Amerika Serikat dan memperoleh
gelar Bachelor of Science. Ia juga meraih gelar Master of Science dari
Golden Gate University, San Francisco.
Dalam pengalaman kerjanya,
Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam
(Persero) Tbk yang juga bergerak di bidang pertambangan batu bara pada
tahun 2006 hingga 2011. Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur
Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Atlas Resources Tbk yang bergerak
di bidang pertambangan batu bara sejak 2011 hingga 2012.
Sementara
itu Direktur Konstruksi Muhammad Nasir sebelumnya merupakan Vice
President Divisi I Medan PT KAI. Direktur Operasional Albert Tara
sebelumnya menjabat sebagai Excecutive Vice President Yasa PT KAI
Manggarai. Sedangkan Tuhiyat yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan
Administrasi, sebelumnya merupakan Kepala Divisi Treasury PT Antam
(Persero) Tbk.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar