Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan
mengembalikan fungsi Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyeimbang
bahan kebutuhan pokok. Tujuannya, untuk meredam fluktuasi harga
kebutuhan pokok.
Demikian dikatakan Sekretaris Umum Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Aviliani, usai bertemu Presiden Joko
Widodo, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Selain
dia, juga ikut Ketua Harian ISEI, Muliaman D Hadad, dan anggota lainnya."Pak
Jokowi berharap peran BUMN akan lebih banyak, terutama berkaitan dengan
Bulog. Yaitu, fungsi sebagai penyangga akan diaktifkan kembali," kata
Aviliani.
Sementara, Ketua Kelompok Fokus Koordinasi Fiskal dan
Monoter ISEI, Sri Adiningsih setuju dengan keinginan Presiden bahwa
Bulog harus menjadi penyangga kebutuhan pangan.
"Sehingga akan bisa menjalankan fungsi menjaga stabilitas barang kebutuhan sehari-hari menjadi lebih baik," kata Sri.
Dia
menjelaskan, kalau harga minyak dunia naik, misalnya sampai di atas
US$100 atau US$150 per barel, dengan peran Bulog sebagai penyangga
kebutuhan pokok, maka tidak akan berpengaruh pada harga pangan.
"Kalau ada kenaikan atau penurunan minyak dunia misalnya, volatilitas (perubahan) harga bahan pokok tidak tinggi," kata Sri.
Pemerintah,
Sri melanjutkan, harus menyiapkan kebijakan saat harga minyak kembali
tinggi. Kebijakan itu tidak perlu kaku. "Yang penting naik-turunnya BBM
itu tidak membawa dampak pada barang dan jasa. Ini menjadi tantangan dan
tugas pemerintah," kata dia. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar