Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mendorong para gubernur dan kepala daerah 'blusukan' memastikan
ketersediaan sembilan bahan pokok aman di daerah masing-masing. Blusukan
ini juga ditujukan agar dampak inflasi kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi tetap terjaga hingga akhir tahun.
"Kita
sampaikan agar stok, distribusi barang dan kelancaran distribusi itu
selalu dipantau di lapangan," ujar Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di sela pertemuan dengan Asosiasi Pemerintah Provinsi Se-Indonesia (APPSI) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/11/2014).
Jokowi
menambahkan, dengan 'blusukan', kepala daerah dapat mengetahui stok
barang di grosir dan pasar dengan tepat dan terjaga ketersediannya untuk
masyarakat. Sehingga mereka mendapat kepastian untuk memenuhi
kebutuhannya. Inflasi sampai akhir tahun pun terjaga.
Sebelumnya,
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan inflasi 2014
diperkirakan bertambah dua persen karena kenaikan harga BBM bersubsidi
sebesar Rp 2.000 per liter. Namun, kenaikan inflasi tersebut masih dalam
taraf normal dan bisa teratasi.
Menurutnya, inflasi akan tinggi
dalam dua bulan pertama pascakenaikan harga BBM bersubsidi, yaitu pada
November dan Desember 2014. Dampak inflasi masih akan terasa besar pada
dua bulan pertama 2015, tapi tak sebesar bulan sebelumnya.
Di
balik kenaikan inflasi, ada efek positif yakni penambahan ruang fiskal
dalam A{BN 2015. Bambang memperkirakan dengan penambahan fiskal lebih
dari Rp 100 triliun, defisit anggaran tahun depan hanya sekitar 2,2
persen.
Bambang mengatakan harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp
2.000 per liter. Sebab, subsidi akan sangat mepet jika kenaikan harga
dipatok Rp 3.000 per liter. Jika berkaca pada rata-rata subsidi per
tahun, yaitu Rp 3.500 per liter, penurunan hingga Rp 3.000 tak bisa
dilakukan.
Foto Bersama
Pada rapat pertama yang dipimpinnya di Istana Bogor, Presiden Jokowi menyempatkan diri berfoto bersama Wakil Presiden JK, serta Gubernur dari seluruh Indonesia, di
tangga gedung utama Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/11/2014).
Kejadian tersebut berawal saat Jokowi memberikan keterangan pers nya
di halaman Istana Bogor, yang terletak berseberangan dengan gedung
utama. Saat memberikan keterangannya, Jokowi didampingi JK dan Gubernur
Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.
Di saat bersamaan sejumlah Gubernur termasuk Gubernur Jawa Tengah,
Ganjar Pranowo yang baru saja menyelesaikan makan siangnya dengan
Jokowi. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu lalu
mengumpulkan para Gubernur, untuk berfoto bersama sembari duduk di
tangga.
Sebagian fotografer serta kameramen yang menyaksikan hal itu langsung
mengabadikan momen tersebut, dan aksi itu kemudian menjadi pusat
perhatian. Gubernur-gubernur lain pun segera mendekati mereka dan ikut
berfoto bersama. Menteri Dalam Negri, Tjahjo Kumolo juga tak mau
ketinggalan "nimbrung"
Jokowi saat beranjak kembali ke gedung utama usai memberikan
keterangan pers nya langsung ikut berfoto bersama dan mengambil tempat
di barisan paling depan. JK yang mendampingi Jokowi pun ikut bersama
dengan duduk tepat di sebelah Jokowi.
Saat hal itu terjadi, Syahrul masih meladeni pertanyaan sejumlah
wartawan. Salah seorang Gubernur kemudian berteriak "Syahrul gabung
Syahrul." Setelah nya Syahrul buru-buru menyudahi sesi wawancara dengan
wartawan, ia segera mengambil langkah cepat, masuk ke dalam barisan
Gubernur-gubernur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar