Rabu, 08 Oktober 2014

Akhir Cerita Jokowi Benar-benar Gigit Jari

Rapat paripurna MPR akhirnya menetapkan paket yang diusung Prabowo Subianto dan kroninya sebagai pimpinan MPR periode 2014-2019. Hasil rapat paripurna ini memastikan bahwa kubu Jokowi harus gigit jari. Ketua MPR terpilih Zulkifli Hasan menyatakan agenda pertama MPR siap menyukseskan pelantikan Jokowi-JK.
"Ya tentu ini tugas yang berat tapi mulia, tentu dengan dukungan para teman-teman wakil ketua dan senior ada Pak Mangindaan, Pak Hidayat, Pak OSO (Oesman Sapta -red), kemudian Pak Mahyudin dan dukungan seluruh anggota," kata Zulkifli usai dilantik sebagai ketua MPR di gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Politisi PAN itu mengatakan, sebagai majelis permusyawaratan pihaknya siap menjalankan tugas dan tanggungjawab selama 5 tahun ke depan, dengan agenda pertama melantik presiden dan wakil presiden terpilih.
"‎Agenda terdekat kita tanggal 20 mendatang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, harus betul-betul kita sukseskan karena jadi tonggak keberhasilan demokrasi kita," ujar mantan Menhut itu.
Pihaknya membantah, pimpinan MPR terpilih yang diusung Koalisi Merah Putih ini punya agenda untuk menjegal atau menjatuhkan pemerintahan Jokowi-JK.
"Itu pikiran aneh saja, saya kira kita harus utamakan persatuan kesatuan. Apalagi lembaga MPR perekat perbedaan, yang penting kita sukseskan agar pembangunan sukses, pemerintahan sukses dari pusat sampai daerah. Tidak ada niatan yang tadi itu," tegas Zul.

Tak Perlu Takut
Menanggapi kekalahan telak kubu Jokowi, politik dari Lembaga Survei Nasional (LSN), Adi Sucipto, menyarankan agar Jokowi tak perlu gentar.
"Secara langsung pasti akan mempengaruhi, tetapi Jokowi tidak perlu mempersoalkan hal ini sehingga buang-buang energi saja. Sebagai partai pemenang, PDIP seharusnya tidak perlu melayani isu-isu yang dilempar oleh KMP," kata Adi saat dihubungi, Rabu (8/7/2014).
Adi mengatakan Jokowi yang terpilih sebagai presiden pilihan rakyat tidak perlu takut atau gentar. Justru Jokowi harus dapat memperkuat barisan koalisi rakyat dibaliknya.
"Sehingga Koalisi Indonesia Hebat sebagai perwakilan di parlemen memiliki kekuatan untuk bentengi diri dari gangguan yang ada. Kehadiran anggota parlemen di DPR oleh KMP seharusnya menjadi kontrol akan tetapi akan mengganggu jika hal sepele dipermasalahkan," tuturnya.
Menurutnya partai yang tergabung di KMP tidak pernah solid secara utuh. Mereka yang tergabung dalam koalisi itu memiliki perbedaan ideologi sehingga mereka tidak bersenyawa.
"Seperti PAN dan PKS sebenarnya mereka saling bersaing. Juga Gerindra dengan Demokrat yang kerap memiliki perbedaan ideologi tetapi mereka bersatu untuk satu tujuan politik. Jokowi tidak perlu takut, karena demokrasi bukan milik hanya parlemen atau pemerintah tetapi juga milik rakyat," imbuhnya.
Tekait kekalahan dalam pemilihan ketua MPR malam tadi, Ari mengatakan hitungan di atas kertas DPD dapat mempengaruhi konfigurasi politik. Namun jangan lupa, perlu diketahui mereka yang terpilih sebagai DPD berasal dari partai politik pula.
"Anggota DPD itu merupakan agen partai politik dari masing-masing koalisi partai yang tergabung di KMP. Sehingga mereka memanfaatkan mereka sebagai agen-agen nonblok, secara simbolik tawaran tinggi berupa ketua MPR bisa menang kalau hitung-hitungan diatas kertas KIH. Tetapi kembali lagi kalau sebagian dari anggota DPD ini merupakan agen-agen partai politik yang masih menginduk perintah dari partainya," ungkapnya.   [detik]

1 komentar:

  1. Jadi, majelis tertinggi negara dikepalai oleh mantan Menteri Kehutanan. Kalau Kementrian Kehutanan di bawah kepemimpinan beliau menurut Watchdog menang menjadi badan negara paling korup di Indonesia, bagaimana dengan MPR?

    BalasHapus