Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan meski kakaknya
tidak berhasil mengalahkan Joko Widodo dalam pemilihan presiden 9 Juli
lalu, Koalisi Merah Putih yang diusung Prabowo akan menjadi oposisi
aktif, seperti halnya Partai Republik di Amerika Serikat yang berhasil mengganjal langkah apapun yang dilakukan oleh presiden Barack Obama.
“Tujuan
jangka panjang kami dalam lima tahun ke depan adalah menjadi oposisi
yang aktif dan membangun (pemerintahan),” ujar Hashim dalam sebuah
wawancara yang dirilis Wall Street Journal, Selasa (7/10/2014).
Namun
demikian, Hashim menegaskan kubu oposisi yang berhasil menggiring lima
dari sepuluh partai untuk berkoalisi tersebut tak akan bersifat
antagonis.
Namun,
ia yakin situasi ini akan mirip dengan Amerika Serikat ketika kubu
Partai Republik kalah dalam pilpres, tapi memiliki suara mayoritas di
DPR. Parlemen AS seringkali memanfaatkan suara mayoritas ini untuk
mengganjal Obama.
“Kami akan mampu menguasai
agenda legislatif,” ujar salah satu orang terkaya di Indonesia tersebut.
Koalisi Merah Putih, kata Hashim, akan menguasai seluruh kursi
kepemimpinan dan memiliki otoritas untuk melakukan penelusuran terhadap
kegiatan Jokowi dan pejabat pemerintah lainnya.
Salah
satu bentuk kemenangan ini memang sudah terlihat. Mereka berhasil
meloloskan Undang-Undang Pemilihan Umum Kepala Daerah (UU Pilkada) yang
akan mengakhiri pemilihan umum kepala daerah langsung. UU ini akan
memberikan kewenangan bagi DPRD untuk memilih kepala daerah.
Menanggapi Hashim, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menilai pernyataan adik Prabowo
Subianto, Hashim Djojohadikusumo, bahwa harus ada "ongkos politik",
yang harus dibayar Jokowi merupakan cerminan karakter yang
sesungguhnya.
"Cara berpikir Pak Hashim adalah berpikir
investasi dan masuk ke politik," kata Hasto ketika dihubungi, Rabu (8/10/2014).
Dengan
pola pikir seperti investor, menurut Hasto, Hashim menginginkan imbal
balik karena telah berjasa mengusung Joko Widodo bersama Basuki "Ahok"
Tjahaja Purnama sebagai pasangan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta dua
tahun lalu.
"Ini menunjukkan kekuasaan yang sebenarnya.
Membelokkan suara rakyat yang mendukung Jokowi demi kepentingan
segelintir elit," kata Hasto, yang juga Deputi Tim Transisi bentukan
Jokowi itu.
Seperti yang dilansir dari Wall Street Journal yang
terbit awal pekan ini, Hashim bersiap untuk balas tindakan Jokowi, yang
dinilai melanggar kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
Misalnya,
kesepakatan bahwa Jokowi akan memimpin Jakarta sebagai gubernur selama
lima tahun. Hashim akan melakukan ini dengan cara menggunakan kewenangan
mayoritas Koalisi Prabowo di DPR dan MPR, khususnya terkait agenda
pemerintahan dan penunjukan pejabat lembaga negara.
Hashim,
yang merupakan pengusaha dan pernah menjadi salah satu orang terkaya di
Indonesia ini, memang berperan menyokong kegiatan kampanye Jokowi saat
berhasil menjadi gubernur Jakarta pada 2012 itu.
Menurut Hasto,
majunya Jokowi dalam ajang pencalonan presiden merupakan mandat dari
rakyat. "Tidak ada urusan pribadi, apalagi penghianatan."
Sedangkan
Ketua DPP Bidang Organisasi PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai
pernyataan Hashim ini menunjukkan bentuk kekecewaan. "Ini menunjukkan
ketidakikhlasan dan tidak berpikir untuk menjadi negarawan," ujar
anggota DPR periode 2014-2019 itu.
Padahal, kata Djarot, Hashim
seharusnya berterima kasih dengan majunya Jokowi sebagai presiden maka
Basuki T. Purnama, yang awalnya kader Gerindra, bisa menjadi gubernur.
"Kalau
sekarang Pak Ahok sudah bukan Gerindra lagi, ya, Pak Hashim dan
Gerindra harus introspeksi diri," ujar Djarot. Baru-baru ini, Ahok
menyatakan keluar dari Partai Gerindra lantaran merasa tidak sepaham
dengan partai berlambang burung garuda itu soal mekanisme pemilihan
kepala daerah.
Gerindra bersama koalisi merah putih mendukung pilkada oleh DPRD. Sedangkan Ahok lebih setuju pilkada langsung. [tempo]
YAA--- MASYARAKAT SUDAH PINTAR DALAM MENILAI APAKAH MANUVER2 YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK PARTAI2 ITU UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT ATAU HANYA UNTUK KEPENTINGAN KELOMPOKNYA. RAKYAT AKAN MELIHAT, MEMPERHATIKAN DAN MENGAWASI MANUVER2 ITU. SALAM INDONESIA HEBAT DAN RAKYAT BERDAULAT.
BalasHapusBILA ADA KELOMPOK2 ELIT/PARTAI YANG BERMANUVER INGIN MENGHAMBAT PROGRAM PEMERINTAH YANG PRO-RAKYAT, MAKA KELOMPOK INI AKAN BERHADAPAN LANGSUNG DENGAN KOALISI RAKYAT SEMESTA. SUKSES SELALU UNTUK INDONESIA HEBAT.
BalasHapus