Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kalah telak 5-0 dengan Koalisi Merah Putih
(KMP) di parlemen. Banyak yang menilai konstelasi politik yang dikuasai
koalisi oposisi presiden terpilih Jokowi akan menghambat sang presiden
saat memerintah. Apa benar?
Pernyataan adik dari pendiri Gerindra
Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, ini bisa menegaskan.
"Kami
akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat,"
demikian Hashim Djojohadikusumo kepada Reuters di kantornya pada Selasa
kemarin, seperti dilansir Rabu (8/10/2014).
Hashim menambahkan,
investigasi itu termasuk pada kasus dugaan korupsi pembelian bus
TransJakarta buatan China senilai Rp 1,1 triliun saat Jokowi menjadi
Gubernur.
Sekarang kasus dugaan korupsi pengadaan bus TransJ itu
sudah ditangani Kejaksaan Agung. Sudah ada sedikitnya 2 mantan pejabat
Pemprov DKI yang menjadi tersangka.
Kasus lainnya adalah penyimpangan dalam anggaran pendidikan saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Jokowi yang dalam dua kasus itu tidak dinyatakan bersalah belum bisa dimintai komentar atas pernyataan Hashim. [detik]
MENURUT SAYA YANG PENTING ADALAH DIKOMUNIKASIKAN LANGSUNG DENGAN RAKYAT TERHADAP PROGRAM2 YANG AKAN DIEKSEKUSI, SEHINGGA RAKYAT DAPAT MENDUKUNG DAN MENGAWASI SECARA LANGSUNG . BILA ADA KELOMPOK2 ELIT/PARTAI YANG BERMANUVER INGIN MENGHAMBATNYA. MAKA KELOMPOK INI AKAN BERHADAPAN DENGAN KOALISI RAKYAT SEMESTA. SUKSES SELALU UNTUK INDONESIA HEBAT.
BalasHapusMakanya KMP yang berkuasa di DPR & MPR akan memveto hak prerogative Jokowi sebagai presiden dalam memilih Kepala Kepolisian, Kepala ABRI, para hakim MA & MK. Para penegak hukum ini akan diisi oleh KMP dengan kader2 KMP. Para hakim tidak akan diperbolehkan mempidana para koruptor di KMP; tugas utama mereka adalah memakzulkan Jokowi dengan cara apa pun.
BalasHapus