Rabu, 08 Oktober 2014

Jokowi Angkat Bicara Masalah Strategi Ekonomi 2015

Guna memperkenalkan produk-produk Indonesia di mata dunia, kegiatan promosi memang harus gencar dilakukan. Hal ini juga sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan ekspor non-migas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para duta besar Indonesia di seluruh dunia tidak hanya selalu membahas diplomasi politik antara kedua negara, tetapi harus juga sebagai 'sales' produk-produk Indonesia.
"Duta besar tidak hanya diplomasi politik yang diperbanyak tetapi sekarang ini duta besar 80 sampai 90 persen harus masuk ke diplomasi ekonomi, perdagangan dan tahu mengenai produk yang ada di negara kita," tegas Jokowi di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/10/2014).

Jokowi menambahkan, ke depan untuk itu peranan promosi dari semua pihak terus digencarkan sebagai salah satu upaya. Dirinya pun mencontohkan saat ini peran UMKM masih kurang untuk dipromosikan.

"Perlu dibesarkan, jumlah yang ikut dan jumlah buyer-nya semuanya. Ini promosi yang paling bagus untuk Indonesia," jelasnya.

Serbu Pasar Luar Negeri
Lebih jauh Jokowi menginginkan agar produk-produk yang diekspor ke luar negeri tidak hanya bukan barang/produk mentah, melainkan produk yang sudah mempunyai nilai tambah sehingga turut meningkatkan nilai ekspor.

Jokowi mengakui memang saat ini Indonesia memiliki semua produk yang memiliki kekuatan dan potensi untuk go internasional, tapi hal tersebut hanya dalam bentuk raw material.

"Seperti tadi biji kopi, produk kayu, rabel karet. Ini harus mulai diubah dipindah ke produk setengah jadi dan syukur-syukur produk jadi sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia," harap Jokowi di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/10/2014).

Jokowi menambahkan, dalam ajang pameran Trade Expo Indonesia (TEI) yang diselenggarakan pada tahun ini menjadi sebuah promosi produk Indonesia terutama yang memang memiliki kualitas ekspor maupun yang akan ekspor.

"Targetnya mesti itu, ada nilai tambah," tegas Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, tidak hanya menginginkan produk Indonesia mempunyai nilai tambah, tapi memiliki cara khusus agar promosi produk Indonesia terus dikenal di seluruh dunia.

"Kedua, perlu lebih banyak lagi promosi-promosi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Artinya kita menyerang ke negara-negara yang ingin kita masuki sehingga produk kita masuk ke sana semuanya," pungkasnya.

Pertumbuhan Ekonomi
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sekira 5,8 persen. Namun angka ini cukup kecil jika dibandingkan target Jokowi yang memasang target pertumbuhan ekonomi dapat di level 7 persen.
Saat ditanya langkah apa saja untuk meningkatkan perekonomian, Jokowi enggan menjelaskan secara detail. Hal ini dikarenakan dirinya belum dilantik.
"Dilantik saja belum. Nanti ngomong setelah dilantik," cetus Jokowi di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Namun Jokowi memiliki target sendiri yakni dalam jangka waktu tiga tahun, pertumbuhan ekonomi harus di atas 7 persen.
"Target kita tiga tahun harus di atas 7 persen pertumbuhan ekonominya. Juga defisit neraca juga harus dikecilkan, dihilangkan," tegasnya.
Jokowi pun saat ini enggan berkomentar mengenai politik. Dirinya hanya ingin membahas masalah perekonomian Indonesia. Pasalnya dalam hitungan hari atau tepatnya 20 Oktober 2014, dirinya akan dilantik menjadi Presiden RI
"Di sini persoalan ekonomi. Saya enggak mau urusan politik. Sekarang urusan ekonomi. Rakyat sudah bosan dengan urusan politik. Pemilihan DPR sudah rampung, DPD sudah, MPR sudah rampung. Sekarang tinggal bekerja," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar