Guna memperkenalkan produk-produk Indonesia di mata dunia, kegiatan
promosi memang harus gencar dilakukan. Hal ini juga sebagai salah satu
langkah untuk meningkatkan ekspor non-migas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para duta besar Indonesia di seluruh dunia
tidak hanya selalu membahas diplomasi politik antara kedua negara,
tetapi harus juga sebagai 'sales' produk-produk Indonesia.
"Duta
besar tidak hanya diplomasi politik yang diperbanyak tetapi sekarang ini
duta besar 80 sampai 90 persen harus masuk ke diplomasi ekonomi,
perdagangan dan tahu mengenai produk yang ada di negara kita," tegas
Jokowi di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu
(7/10/2014).
Jokowi menambahkan, ke depan untuk itu peranan
promosi dari semua pihak terus digencarkan sebagai salah satu upaya.
Dirinya pun mencontohkan saat ini peran UMKM masih kurang untuk
dipromosikan.
"Perlu dibesarkan, jumlah yang ikut dan jumlah buyer-nya semuanya. Ini promosi yang paling bagus untuk Indonesia," jelasnya.
Serbu Pasar Luar Negeri
Lebih jauh Jokowi menginginkan agar
produk-produk yang diekspor ke luar negeri tidak hanya bukan
barang/produk mentah, melainkan produk yang sudah mempunyai nilai tambah
sehingga turut meningkatkan nilai ekspor.
Jokowi mengakui memang
saat ini Indonesia memiliki semua produk yang memiliki kekuatan dan
potensi untuk go internasional, tapi hal tersebut hanya dalam bentuk raw
material.
"Seperti tadi biji kopi, produk kayu, rabel karet. Ini
harus mulai diubah dipindah ke produk setengah jadi dan syukur-syukur
produk jadi sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia," harap Jokowi di
Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu
(7/10/2014).
Jokowi menambahkan, dalam ajang pameran Trade Expo
Indonesia (TEI) yang diselenggarakan pada tahun ini menjadi sebuah
promosi produk Indonesia terutama yang memang memiliki kualitas ekspor
maupun yang akan ekspor.
"Targetnya mesti itu, ada nilai tambah," tegas Jokowi.
Jokowi
mengungkapkan, tidak hanya menginginkan produk Indonesia mempunyai
nilai tambah, tapi memiliki cara khusus agar promosi produk Indonesia
terus dikenal di seluruh dunia.
"Kedua, perlu lebih banyak lagi
promosi-promosi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Artinya kita menyerang ke negara-negara yang ingin kita masuki sehingga
produk kita masuk ke sana semuanya," pungkasnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, pertumbuhan
ekonomi ditargetkan sekira 5,8 persen. Namun angka ini cukup kecil jika
dibandingkan target Jokowi yang
memasang target pertumbuhan ekonomi dapat di level 7 persen.
Saat
ditanya langkah apa saja untuk meningkatkan perekonomian, Jokowi enggan
menjelaskan secara detail. Hal ini dikarenakan dirinya belum dilantik.
"Dilantik
saja belum. Nanti ngomong setelah dilantik," cetus Jokowi di Jakarta
International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Namun Jokowi memiliki target sendiri yakni dalam jangka waktu tiga tahun, pertumbuhan ekonomi harus di atas 7 persen.
"Target
kita tiga tahun harus di atas 7 persen pertumbuhan ekonominya. Juga
defisit neraca juga harus dikecilkan, dihilangkan," tegasnya.
Jokowi
pun saat ini enggan berkomentar mengenai politik. Dirinya hanya ingin
membahas masalah perekonomian Indonesia. Pasalnya dalam hitungan hari
atau tepatnya 20 Oktober 2014, dirinya akan dilantik menjadi Presiden RI
"Di
sini persoalan ekonomi. Saya enggak mau urusan politik. Sekarang urusan
ekonomi. Rakyat sudah bosan dengan urusan politik. Pemilihan DPR sudah
rampung, DPD sudah, MPR sudah rampung. Sekarang tinggal bekerja,"
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar