Seperti yang dikemukakan presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo), Sofjan Wanandi, mengatakan bahwa pelemahan rupiah yang terjadi saat
ini akibat kegaduhan politik.
"Masalah politik itu, kan semua
cepat sekali. Kalau kami perhatikan ini, masalah sepotong-potong. Ini
susah," kata Sofjan seusai acara pembukaan Trade Expo Indonesia 2014, di
Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Sofjan
mengatakan bahwa investor menunggu hingga pelantikan Presiden terpilih Jokowi. Bahkan, mereka menunggu orang-orang yang nantinya
akan mengisi kabinetnya.
"Kalau Jokowi mampu mengubah semua,
kondisi politik juga berubah. Jadi, investor menunggu. Tetapi, awalnya
investor punya optimisme tinggi saat Jokowi terpilih. Namun, situasi
politik beberapa hari terakhir ini berubah," kata dia.
Tak hanya
itu, pasar melihat situasi politik di Indonesia adalah hal yang pertama
dilihat. Kalau ada kegaduhan politik, pasar pun bisa merespons negatif.
"Kalau
diganggu terus, repot kita. Agak ada penurunan, mereka bilang ada apa
Indonesia. Situasi politik itu nomor satu," kata dia.
Seperti
yang diketahui, hari ini, berdasarkan kurs tengah BI, rupiah ada di
kisaran Rp12.241 per dolar AS. Angka ini melemah 51 poin dari Selasa 7
Oktober 2014, yang ada di kisaran Rp12.190 per dolar AS.
Di lain pihak, Bank Indonesia menepis anggapan pelemahan
rupiah karena kegaduhan politik seperti yang disebutkan Jokowi. Bank sentral ini menyebut pelemahan
nilai tukar rupiah lebih disebabkan karena adanya tren penguatan dolar
AS.
"Kamu ini cari-cari hubungannya, nih," kata Deputi Senior
Gubernur BI, Mirza Adityawarman, seusai pembukaan acara Trade Expo
Indonesia (TEI) 2014, di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (8/102014).
Mirza mengatakan bahwa pelemahan rupiah terjadi,
karena ada tren penguatan dolar AS terhadap mata uang negara-negara
lainnya. Sebab, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat membaik dan suku
bunga Amerika Serikat akan naik tahun depan. Sehingga pendapat Jokowi dan Sofjan Wanandi tak dapat dipercaya, karena sangat jauh dari kenyataan sebenarnya.
"Itu membuat aset Amerika menjadi lebih menarik," kata dia.
Seperti
yang diketahui, hari ini, berdasarkan kurs tengah BI, rupiah ada di
kisaran Rp12.241 per dolar AS. Angka ini melemah 51 poin dari Selasa 7
Oktober 2014, yang ada di kisaran Rp12.190 per dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar