Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju bila pelaksanaan pemilihan
kepala daerah (Pilkada) dilakukan melalui DPRD. Bagi Jokowi, pemilihan
lewat DPRD menjadi kemunduran demokrasi, karena mengacu sejarah selama ini, sikap para anggota DPR/DPRD selalu tega menelikung kehendak rakyat demi kepentingan pribadi maupun partai mereka.
"Ya iya dong (kemunduran
demokrasi), jelas dipilih oleh rakyat kok kembali lagi (ke DPRD - red)," kata Jokowi
usai menghadiri Kongres Pergerakan Desa di Hotel Grand Cempaka, Cempaka
Putih, Jakpus, Sabtu (6/9/2014).
Padahal rakyat menurut Jokowi
punya kuasa penuh menentukan pemimpin di daerahnya baik tingkatan
provinsi ataupun kabupaten/kota. Pemilihan secara langsung diyakini bisa
menghasilkan kepala daerah yang baik
"Kalau pilihan rakyat, yang nggak punya duit bisa menang," sebut Jokowi.
RUU
Pilkada masih digodok Panja di DPR. Ada dua opsi yang akan diputuskan
pada rapat lanjutan. Opsi pertama, gubernur, walikota dan bupati dipilih
langsung oleh masyarakat seperti saat ini.
Opsi kedua,
pemilihan kepala daerah di tiga tingkatan tersebut dilakukan melalui
DPRD. Dua opsi ini merupakan keputusan di rapat Wisma Kopo, Bogor.
Rencananya rapat Panja RUU Pilkada akan dilanjutkan akan digelar pada 9
dan 10 September 2014.
Pemerintah menegaskan tetap ingin
pelaksanaan Pilkada dilakukan secara langsung seperti saat ini. Pilkada
serentak di tahun 2015 menjadi alasan pemerintah mendukung pemilihan
langsung.
"Posisi pemerintah tetap menginginkan pemilihan
langsung gubernur, bupati, wali kota," kata Direktur Jenderal Otonomi
Daerah Kemendagri Djohermansyah Djohan saat dihubungi, Jumat
(5/9/2014).
Djohermansyah menerangkan pilkada langsung memang menjadi
aspirasi masyarakat seperti yang disampaikan melalui rapat Panja RUU
Pilkada di DPR. Semula pemerintah memang mengusulkan pemilihan langsung
hanya khusus untuk posisi gubernur. Sedangkan Bupati dan Wali Kota
dipilih melalui DPRD.
"Karena tahun 2015 digelar Pilkada secara
serentak. Maka Pilkada akan lebih hemat dan efisien bila model
pemilihannya secara langsung. Ketika pemilih datang ke tempat pemungutan
suara (TPS), maka pemilih langsung memilih gubernur, bupati dan wali
kota. Sekali mencoblos akan lebih hemat dan efisien," tegas
Djohermansyah. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar