Senin, 21 Juli 2014

PDIP: Kasihan, Jangan Ejek Prabowo-Hatta

Para pendukung calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diminta menunjukan kedewasaan politik saat hari penetapan pemenang pemilu presiden 22 Juli mendatang. Para pendukung jangan mengejek pihak yang kalah apabila Jokowi-JK berhasil menang.
"Kita pernah merasakan kalah. Jangan mengejek-ejek pihak kalah," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon saat dihubungi Republika, Senin (21/7/2014).
PDI Perjuangan sudah dua kali mengalami kekalahan dalam pemilu presiden 2004 dan 2009. Dalam konteks itu menerima kekalahan dengan hati lapang bukan kerja gampang. Sebab sensitifitas perasaan orang kalah cenderung lebih kuat. Untuk itu Effendi meminta jangan ada sikap mengejek pihak kalah. "Orang kalah itu tidak diejek saja bisa marah. Apalagi diejek," ujar Effendi.
Effendi menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri telah mengeluarkan surat perintah harian ke seluruh jajaran pengurus PDI Perjuangan. Isinya antara lain meminta agar para pengurus dari level DPP sampai anak ranting (RW) tidak melakukan penggalangan massa pada tanggal 22 Juli. Kader PDI Perjuangan diminta tidak melakukan tidakan provokatif. "Ciptakan suasana demokratis yang damai dan persaudaraan," kata Effendi.
PDI Perjuangan tidak bertanggungjawab atas berbagai aksi yang terjadi pada 22 Juli dengan mengatasnamakan pendukung Jokowi-JK. Sebab menurut Effendi, PDI Perjuangan sudah mengeluarkan instruksi tegas untuk tidak melakukan mobilisasi massa. "Kami tegas tidak ada garis komando mobilisasi," ujar Effendi.
Pada bagian lain Effendi mengapresiasi upaya TNI dan Polri menjaga keamanan di seluruh Indonesia. Dia berharap masyarakat bisa mendukung kerja aparat dengan tidak terlalu terprovokasi dengan keadaan yang terkesan dramatis. "Bulan puasa kita konsentrasi mencari keberkahan," himbau Effendi. [republika]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar