Para pendukung calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Joko
Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diminta menunjukan kedewasaan politik
saat hari penetapan pemenang pemilu presiden 22 Juli mendatang. Para
pendukung jangan mengejek pihak yang kalah apabila Jokowi-JK berhasil
menang.
"Kita pernah merasakan kalah. Jangan mengejek-ejek pihak kalah," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon saat dihubungi Republika, Senin (21/7/2014).
PDI
Perjuangan sudah dua kali mengalami kekalahan dalam pemilu presiden
2004 dan 2009. Dalam konteks itu menerima kekalahan dengan hati lapang
bukan kerja gampang. Sebab sensitifitas perasaan orang kalah cenderung
lebih kuat. Untuk itu Effendi meminta jangan ada sikap mengejek pihak
kalah. "Orang kalah itu tidak diejek saja bisa marah. Apalagi diejek,"
ujar Effendi.
Effendi menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan,
Megawati Soekarnoputri telah mengeluarkan surat perintah harian ke
seluruh jajaran pengurus PDI Perjuangan. Isinya antara lain meminta agar
para pengurus dari level DPP sampai anak ranting (RW) tidak melakukan
penggalangan massa pada tanggal 22 Juli. Kader PDI Perjuangan diminta
tidak melakukan tidakan provokatif. "Ciptakan suasana demokratis yang
damai dan persaudaraan," kata Effendi.
PDI Perjuangan tidak
bertanggungjawab atas berbagai aksi yang terjadi pada 22 Juli dengan
mengatasnamakan pendukung Jokowi-JK. Sebab menurut Effendi, PDI
Perjuangan sudah mengeluarkan instruksi tegas untuk tidak melakukan
mobilisasi massa. "Kami tegas tidak ada garis komando mobilisasi," ujar
Effendi.
Pada bagian lain Effendi mengapresiasi upaya TNI dan
Polri menjaga keamanan di seluruh Indonesia. Dia berharap masyarakat
bisa mendukung kerja aparat dengan tidak terlalu terprovokasi dengan
keadaan yang terkesan dramatis. "Bulan puasa kita konsentrasi mencari
keberkahan," himbau Effendi. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar