Capres Joko Widodo menegaskan jika kemenangan dirinya di Jakarta bukan
hasil kecurangan. Sebab sebelumnya, dia pernah memberikan semangat
kepada para relawan dan kader partai koalisi dengan mengatakan akan
kalah di Jakarta. Cara itu digunakan agar relawan mau bekerja keras
memenangkan dirinya.
"Apanya? Apanya? Namanya ngomong pasti punya
maksud. Supaya tambah semangat, ya harus ngomong gitu (kalah). Kalau
enggak gitu nanti merasa menang," jelasnya di rumahnya di Jalan Subang
nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).
Jokowi
menambahkan, kemenangan di Jakarta menunjukkan bahwa warga DKI sudah
memiliki pemahaman baik mengenai politik. Sebab sebelumnya dia pernah
diserang dengan kampanye hitam yang bertuliskan 'Prabowo Presiden Jokowi
Gubernur'.
"Salah satu bukti black campaign enggak ngefek. Masyarakat Jakarta rasional. Punya hitung-hitungan?" tutupnya.
Sebelumnya
Tim Pembela Merah Putih (TPMP) melalui salah satu anggotanya Didik
Supriyanto mengatakan tuntutan Pemilu ulang di Jakarta disebabkan karena
banyaknya dugaan pelanggaran massif, seperti pemilih siluman.
"Telah
terjadi kejahatan demokrasi di Jakarta. Tersebar di berbagai kelurahan
di Jakarta dilakukan secara struktur, sistematis, dan massif. Minimal
saja di 1 TPS ada 50 pemilih ilegal," kata Didik beberapa waktu lalu.
Mantan
caleg asal PAN itu menilai, karena ada pelanggaran massif maka perlu
dilakukan pencoblosan ulang di hampir 5,8 ribu TPS. Informasi kecurangan
tersebut didapat dari para saksi-saksi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar